Aku rasa korang mesti pernah tengok citer nih dalam iklan, cuma aku tukar sikit jer jalan citenya... OK, SELAMAT MEMBACA!!!
SEORANG lelaki tua yang baru kematian isteri tinggal bersama anaknya,Arwan dan menantu perempuannya, Rina, serta anak pasangan itu, Viva yang baru berusia enam tahun. Keadaan lelaki tua itu agak uzur, jari jemarinya sentiasa menggeletar dan pandangan pula semakin hari semakin kabur.Malam pertama berpindah ke rumah anaknya, mereka makan malam bersama.Lelaki tua merasa kurang selesa menikmati hidangan di meja makan.Dia merasa amat canggung menggunakan sudu dan garpu. Selama ini dia gemar bersila, tapi di rumah anaknya dia tiada pilihan. Cukup sukar dirasakannya, sehingga makanan bersepah tanpa dapat dikawal. Bukan dia tidak merasa malu berkeadaan begitu di depan anak menantu, tetapi dia gagal menahannya.
Lantaran kerap benar dijeling menantu, seleranya patah. Dan tatkala dia mencapai gelas minuman, pegangannya terlucut.
Prannnnngggggg … !!
Bertaburan kaca di lantai.Lelaki tua serba salah. Dia bangun, cuba mengutip serpihan gelas itu, tapi Arwan melarangnya. Rina masam mencuka. Viva pula kesian melihatdatuknya, tapi dia hanya melihat, kemudian makan semula.
“Esok ayah tak boleh makan bersama kita,” Viva mendengar ibunya berkata pada ayah, sebaik datuk menghilangkan diri ke dalam bilik. Arwan hanya membisu. Namun sempat anak kecil itu merenung tajam ke dalam mata Arwan.
Sebagai memenuhi tuntutan Rina, Arwan membeli sebuah meja kecil yang rendah, lalu diletakkan di suatu sudut bilik makan. Di situlah ayahnya menikmati hidangan bersendirian, sambil anak menantu makan di meja berhampiran. Viva pula dihalang apabila dia merengek mahu makan bersama datuknya. Air mata lelaki tua meleleh mengenang nasibnya diperlakukan begitu. Ketika itu dia teringat kampung halaman yang ditinggalkan. Dia terkenang arwah isterinya. Lalu perlahan-lahan dia berbisik:
“Miah… buruk benar layanan anak kita pada abang.”
Sejak itu, lelaki tua merasa tidak selesa tinggal di situ. Hari-hari dia diherdik kerana menumpahkan sisa makanan. Dia diperlakukan seperti hamba. Pernah dia terfikir untuk lari dari situ, tetapi mengenangkan cucunya, dia menahan diri. Dia tidak mahu melukakan hati cucunya. Biarlah dia menahan diri dikelar dan dicalar anak menantu.
Suatu malam, Viva terperanjat melihat datuknya makan menggunakan pinggan kayu, begitu juga gelas minuman yang diperbuat daripada buluh. Dia cuba mengingat-ingat, di manakah dia pernah melihat pinggan seperti itu.
“Oh! Ya…” bisiknya. Viva teringat, semasa berkunjung ke rumah sahabat papanya dia melihat tuan rumah itu memberi makan kucing-kucing mereka menggunakan pinggan yang sama.
“Taklah pecah lagi, kalau tak, nanti habis pinggan mangkuk mama,” kata Rina apabila anaknya bertanya.
Masa terus berlalu. Walaupun makanan berselerak setiap kali waktu makan, tiada lagi pinggan atau gelas yang pecah. Apabila Viva merenung datuknya yang sedang menyuap makanan, kedua-duanya hanya berbalas senyuman.
Seminggu kemudian, sewaktu pulang dari bekerja, Arwan dan Rina terperanjat melihat anak mereka sedang bermain dengan kepingan-kepingan kayu. Viva seperti sedang membuat sesuatu. Ada penukul, gergaji dan pisau di sisinya
.
“Eh, apa sayang buat ni? Berbahaya main benda-benda ni,”
kata Arwan menegur manja anaknya. Dia sedikit hairan bagaimana anaknya dapat mengeluarkan peralatan itu, sedang ia disimpan di dalam stor.
“Nak buat pinggan, mangkuk dan gelas untuk ayah dan emak. Bila Viva besar nanti, taklah susah cari. Kesian ayah, terpaksa ke bandar beli pinggan atuk,” kata Viva lalu tersenyum. Tergamam mendengar jawapan anaknya, Arwan terkedu. Perasaan Rina terusik. Kelopak mata kedua-duanya bergenang. Jawapan Viva menusuk, seluruh tangkai jantung dirasa seperti dihiris sembilu. Mereka benar-benar rasa bersalah!
Malam itu Arwan memimpin tangan ayahnya ke meja makan. Rina menyenduk nasi dan menuang minuman ke dalam gelas. Nasi yang tumpah tidak dihiraukan. Viva beberapa kali memandang ibunya, kemudian ayah dan akhir sekali wajah datuknya. Dia tidak bertanya, cuma tersenyum selalu bagi menyatakan rasa seronok duduk bersebelahan datuknya di meja makan.Lelaki tua yang terpinga-pinga itu hanya menurut, kehairanan kerana tidak tahu kenapa anak menantunya tiba-tiba berubah.
“Ayah, kenapa atuk tak guna pinggan katu tu. Habis tu, nanti ayah dengan mak nanti tak pakai lagi la pinggan kayu tu, buat susah-susah Viva je buat awal-awal.” tanya Viva pada ayahnya usai maka malamn. Arwan hanya diam membantu, tetapi dadanya terus sebak. Mereka suami isteri saling berpandangan. Jelas sekali pipi Rina mulai basah apabila butir-butir jernih mula menuruni pipinya. Kedua mereka segera menerpa si ayah yang sedang tersandar lesu di kerusi malas. Dengan penuh linangan air mat, mereka berdua memohon ampun daripada si ayah. Viva yang masih kecil dan tidak mengerti apa-apa, hanya memerhatikan saat yang memilukan itu dengan ukiran senyuman di wajahnya.
MORAL OF THE STORY: Hargailah kasih sayang kedua orang tuakita…..Ibubapa kita hanya satu, perginya tidak akan adapengganti…jadi, berbaktilah kepada mereka selagi hayat dikandung badan…
November 12, 2010
Pinggan Untuk Ayah
Based On A True Story
There was once a man who was an enemy to Islam. He had three famous questions that no person could answer. No Islamic scholar in Baghdad could answer his three questions...thus he made fun of Islam in public. He constantly ridiculed Islam and the Muslims. One day a small boy, who`s age was 10, came along and heard the man yelling and screaming at Muslims in the street. He was challenging people openly to answer the three questions.
The boy stood quietly and watched. He then decided that he would challenge the man. He walked up and told the man, "I will accept your challenge".
The man laughed at the boy and ridiculed the Muslims even more by saying, "A ten year old boy challenges me. Is this all you people have to offer!"
But the boy patiently reiterated his stance. He would challenge the man, and with Allah`s help and guidance, he would put this to an end. The man finally accepted.
The entire city gathered around a small "hill" where open addresses were usually made. The man climbed to the top, and in a loud voice asked his first question.
"What is your God doing right now?"
The small boy thought for a little while and then told the man to climb down the hill and to allow him to go up in order to address the question.
The man says "What? You want me to come down?"
The boy says, "Yes. I need to reply, right?"
The man made his way down and the small boy, age 10, with his little feet made his way up.
This small child`s reply was "Oh Allah Almighty! You be my witness in front of all these people. You have just willed that a Kafir be brought down to a low level, and that a Muslim be brought to a high level!"
The crowd cheered and screamed "Takbir"...."Allah-hu-akbar!!!"
The man was humiliated, but he boldly asked his Second question... "What existed before your God?"
The small child thought and thought.
Then he asked the man to count backwards. "Count from 10 backwards."
The man counted..."10, 9 ,8 , 7 , 6, 5, 4, 3, 2, 1,0"
The boy asked, "What comes before 0 ?"
The man: "I don`t know...nothing."
The boy: "Exactly. Nothing was before Allah, for He is eternal and absolute."
The crowd cheered again...."Takbir!"...."Allah-hu-akbar!!!!"
The man, now completely frustrated, asked his final question. "In which direction is your Allah facing?"
The boy thought and thought.
He then asked for a candle. A candle was brought to him. The blessed child handed it to the man and asked him to light it.
The man did so and remarked, "What is this supposed to prove?"
The young boy asked, "In which direction is light from the candle going?"
The man responded, "It is going in all directions."
The boy: "You have answered your own question. Allah`s light (noor) goes in all directions. He is everywhere. There is no where that He cannot be found.
"The crowd cheered again...."Takbir!"...."Allah-hu-akbar!!!"
The man was so impressed and so moved by the boy`s knowledge and spirituality, that he embraced Islam and became a student of the young boy.
So ended the debate.
Who was the young boy?
The young boy was one of our leaders and one of the greatest scholars, Imam Abu Hanîfa (May Allah bless him)
The boy stood quietly and watched. He then decided that he would challenge the man. He walked up and told the man, "I will accept your challenge".
The man laughed at the boy and ridiculed the Muslims even more by saying, "A ten year old boy challenges me. Is this all you people have to offer!"
But the boy patiently reiterated his stance. He would challenge the man, and with Allah`s help and guidance, he would put this to an end. The man finally accepted.
The entire city gathered around a small "hill" where open addresses were usually made. The man climbed to the top, and in a loud voice asked his first question.
"What is your God doing right now?"
The small boy thought for a little while and then told the man to climb down the hill and to allow him to go up in order to address the question.
The man says "What? You want me to come down?"
The boy says, "Yes. I need to reply, right?"
The man made his way down and the small boy, age 10, with his little feet made his way up.
This small child`s reply was "Oh Allah Almighty! You be my witness in front of all these people. You have just willed that a Kafir be brought down to a low level, and that a Muslim be brought to a high level!"
The crowd cheered and screamed "Takbir"...."Allah-hu-akbar!!!"
The man was humiliated, but he boldly asked his Second question... "What existed before your God?"
The small child thought and thought.
Then he asked the man to count backwards. "Count from 10 backwards."
The man counted..."10, 9 ,8 , 7 , 6, 5, 4, 3, 2, 1,0"
The boy asked, "What comes before 0 ?"
The man: "I don`t know...nothing."
The boy: "Exactly. Nothing was before Allah, for He is eternal and absolute."
The crowd cheered again...."Takbir!"...."Allah-hu-akbar!!!!"
The man, now completely frustrated, asked his final question. "In which direction is your Allah facing?"
The boy thought and thought.
He then asked for a candle. A candle was brought to him. The blessed child handed it to the man and asked him to light it.
The man did so and remarked, "What is this supposed to prove?"
The young boy asked, "In which direction is light from the candle going?"
The man responded, "It is going in all directions."
The boy: "You have answered your own question. Allah`s light (noor) goes in all directions. He is everywhere. There is no where that He cannot be found.
"The crowd cheered again...."Takbir!"...."Allah-hu-akbar!!!"
The man was so impressed and so moved by the boy`s knowledge and spirituality, that he embraced Islam and became a student of the young boy.
So ended the debate.
Who was the young boy?
The young boy was one of our leaders and one of the greatest scholars, Imam Abu Hanîfa (May Allah bless him)
Telur Rebus Punya Pasal, Aku Yang Malu!
Aku baru berkahwin setahun yang lepas dan duduk dengan isteri aku. Kami duduk berdua sahaja sebab belum dikurniakan anak. Aku ni ada satu kegemaran -iaitu makan telur rebus. Aku pun taktahu kenapa aku suka makan telur rebus, sedap agaknya. Sebelum aku kahwin, aku memang gila telur rebus. Pagi petang siang malam makan telur rebus. Tapi semenjak aku kahwin ni aku terpaksa berkorbanlah, iaitu dengan meninggalkan tabiat aku ini. Lama juga aku dah tak pekena telur rebus ni.. sebab orang rumah aku masak sedap-sedap. . so aku dah tak kisah lagilah..
Ceritanya begini, bulan lepas masa aku balik kerja, tiba-tiba kereta aku rosak.. akupun telefon bini aku katakan aku balik lambat sebab kena menapak. Sebab lapar akupun singgah satu kedai makan tu... ada telur rebus lah.. akupun makan nasi dengan telur rebus.. lepastu aku order telur rebus lebih lagi untuk diratah. Sebelum balik aku bungkus lagi 10 biji telur rebus untuk makan sambil berjalan balik nanti. Tiba jekat rumah aku rasa amatlah kenyang.. maklumlah balas dendam sebab lama tak pekena telur rebus. Sebelum aku masuk kerumah,i steri aku tiba-tiba cakap dia ada 'surprise' untuk aku malam ni. Dia suruh aku tutup mata dengan kain hitam yang diikat kemas dibelakang kepalaku. Dan dipimpinnya aku sampai ke meja makan Aku duduk dikerusi dan isteriku pesan jangan cuba buka ikatan yang menutup mataku.
Aku nak pergi toilet sebab perutku mula buat hal, tapi malaslah nak spoilkan 'surprise' isteriku ini. Aku pun tahan ler... Tetiba telefon berbunyi, isteriku pergimengangkatnya. Apa lagi ada chance aku pun melepaskan kentut yang ditahan sekian lama.. Fuuuuhhh lega rasanya.... bau boleh tahan... maklumler berapa biji telur tah aku bedal tadi... Alamak.. ada lagi satu la.. aku pun angkat sebelah punggung dan lepaskan satu das lagi.. bunyinya PROOOTTT!! ... fuh bau jangan cakap beb.. aku pun tak tahan bau dia... aku kipas pakai tangan angin dia kasi kurang sikit bau dia... adalah macam bau telur tembelang sikit.. Tetiba aku dengar bunyi telefon berdering lagi... hai lamanya tunggu isteri aku ni, aku tak sabar lagi ni nak tahu surprisedia ni. Aku terasa ada lagilah, kali ni memang aku rasa power punyalah.. aku kumpul dulu kasi padu.. lepastu aku bangun, tonggeng sikit dan lepaskan angin taufan tu... PRRROOOOOTTT! !!!... fuhh lega... bergegar sikit meja makan dibuatnya... peh tak tahan aku bau dia power gila.. aku tutup hidung aku.. aku rasa bau dia ada sikit-sikit macam bangkai la.. mau mati bunga atas meja makan aku ni.. sambil tu aku sebut 'ahhhh.... lega...'.
Adalah dekat 5 minit baru bau bangkai tu hilang.. Lepas tu isteri aku kembali dan minta maaf sebab lambat.. lalu dia kata 'SURPRISE!! HAPPY BIRTHDAY!!' dan suruh aku buka kain penutup mata aku.. laaa birthday aku hari ni le... camne boleh lupa ni.. Aku buka le kain penutup mata aku.. mulutku terus melopong... ALAMAK!!! Benda pertama aku lihat.. muka merah padam pak mertua aku, mak mertua aku, adik ipar aku dua orang, duduk keliling meja makan. Bos aku dengan jiran sebelah rumah rumah aku pun ada!!. ? jadi aku pun nak kaber malu, aku tanya la kat pak mertua aku.. 'dah lama ke pak sampai?'.
Dan pak mertua aku pun jawab.'Dah lama. Sebelum kentut pertama lagi!!!
Ceritanya begini, bulan lepas masa aku balik kerja, tiba-tiba kereta aku rosak.. akupun telefon bini aku katakan aku balik lambat sebab kena menapak. Sebab lapar akupun singgah satu kedai makan tu... ada telur rebus lah.. akupun makan nasi dengan telur rebus.. lepastu aku order telur rebus lebih lagi untuk diratah. Sebelum balik aku bungkus lagi 10 biji telur rebus untuk makan sambil berjalan balik nanti. Tiba jekat rumah aku rasa amatlah kenyang.. maklumlah balas dendam sebab lama tak pekena telur rebus. Sebelum aku masuk kerumah,i steri aku tiba-tiba cakap dia ada 'surprise' untuk aku malam ni. Dia suruh aku tutup mata dengan kain hitam yang diikat kemas dibelakang kepalaku. Dan dipimpinnya aku sampai ke meja makan Aku duduk dikerusi dan isteriku pesan jangan cuba buka ikatan yang menutup mataku.
Aku nak pergi toilet sebab perutku mula buat hal, tapi malaslah nak spoilkan 'surprise' isteriku ini. Aku pun tahan ler... Tetiba telefon berbunyi, isteriku pergimengangkatnya. Apa lagi ada chance aku pun melepaskan kentut yang ditahan sekian lama.. Fuuuuhhh lega rasanya.... bau boleh tahan... maklumler berapa biji telur tah aku bedal tadi... Alamak.. ada lagi satu la.. aku pun angkat sebelah punggung dan lepaskan satu das lagi.. bunyinya PROOOTTT!! ... fuh bau jangan cakap beb.. aku pun tak tahan bau dia... aku kipas pakai tangan angin dia kasi kurang sikit bau dia... adalah macam bau telur tembelang sikit.. Tetiba aku dengar bunyi telefon berdering lagi... hai lamanya tunggu isteri aku ni, aku tak sabar lagi ni nak tahu surprisedia ni. Aku terasa ada lagilah, kali ni memang aku rasa power punyalah.. aku kumpul dulu kasi padu.. lepastu aku bangun, tonggeng sikit dan lepaskan angin taufan tu... PRRROOOOOTTT! !!!... fuhh lega... bergegar sikit meja makan dibuatnya... peh tak tahan aku bau dia power gila.. aku tutup hidung aku.. aku rasa bau dia ada sikit-sikit macam bangkai la.. mau mati bunga atas meja makan aku ni.. sambil tu aku sebut 'ahhhh.... lega...'.
Adalah dekat 5 minit baru bau bangkai tu hilang.. Lepas tu isteri aku kembali dan minta maaf sebab lambat.. lalu dia kata 'SURPRISE!! HAPPY BIRTHDAY!!' dan suruh aku buka kain penutup mata aku.. laaa birthday aku hari ni le... camne boleh lupa ni.. Aku buka le kain penutup mata aku.. mulutku terus melopong... ALAMAK!!! Benda pertama aku lihat.. muka merah padam pak mertua aku, mak mertua aku, adik ipar aku dua orang, duduk keliling meja makan. Bos aku dengan jiran sebelah rumah rumah aku pun ada!!. ? jadi aku pun nak kaber malu, aku tanya la kat pak mertua aku.. 'dah lama ke pak sampai?'.
Dan pak mertua aku pun jawab.'Dah lama. Sebelum kentut pertama lagi!!!
Suatu Ketika
Baju kebaya moden bertaburkan labucci rona hijau epal masih terhampar kemas di atas katil, tidak berusik. Bunyi kanak-kanak sedang berlari-lari di halaman rumah jelas kedengaran dari jendela rumah. Kedengaran bunyi riuh dengan hilai tawa di ruang tamu. Ida masih termangu di hadapan meja solek, masih dengan baju yang dipakainya sejurus selepas mandi sebentar tadi. Hari ni hari perkahwinannya. Hari ini hari yang ditunggu-tunggu semua orang, kecuali si empunya diri. Dia sendiri pun tidak pasti sebenarnya, adakah piliihannya kali ini tepat, mengahwini abang iparnya sendiri? Ya… abang ipar, yang turut sama pernah merebut kasih dengan adik kandungya sendiri. Abang ipar yang mana sanggup menunggu Ida sehingga ke mati. Abang ipar yang banyak membantunya di saat rumah tangga mereka mulai dirempuh badai. Namun, jauh di sudut hatinya, kasih dan sayangnya hanya kepada arwah Zahin, suami yang banyak member kenangan, biarpun segala kenangan yang terukir pahit-pahit belaka. Itu tak pernah mengeringkan kolam cinta pertamanya kepada sang suami.
Foto perkahwinannya tiga tahun yang lepas ditatap penuh sayu. Tanpa disedari, air mata mula bergenang di tubir mata dan menuruni pipi yang gebu. Rasa rindu kepada arwah Zahin kembali memuncak. Malah, setiap kali si anak bertanyakan perihal si bapa, hatinya seolah-olah direntap tajam. Malah ada ketikanya dia hanya mampu terdiam. Apabila tiba waktu rindunya memuncak, dia akan mengunci dan berkurung dalam bilik, menangisi pemergian suami tercinta. Mak Leha hanya mampu berdoa semoga anaknya tabah menempuh ujian-Nya. Begitulah perihal Ida sehinggalah hatinya terbuka kembali untuk menerima kehadiran insan yang pernah mencintai dirinya. Syukri.
Sememangnya, Ida salah seorang anak dara yang diminati ramai di kampungnya. Malah, pernah suatu ketika tok ketua merisiknya untuk dijadikan isteri ketiga. Tapi hampa, Ida yang pada masa itu sibuk melanjutkan pelajaran masih tertutup hatinya untuk berkahwin. Mak Leha sendiri gusar sekiranya anaknya itu nanti tiada masa untuk mendirikan keluarga, seperti kakak-kakaknya yang lain.
“Ida, mak bukan apa, takut nanti mak kempunan nak tengok kau kahwin. Mak ni bukannya muda, dah nak sampai ke penghujungya pun.”
“Ish, mak ni. Ke situ pulak dia. Ida bukannya tak nak kahwin mak. Tapi mak tahulah Ida sekarang ni kan tengah belajar, lagipun Ida masih muda apa. Jangan risaulah mak, kalau ada jodoh tu takkan ke mana. InsyaAllah, bila waktu dah sesuai nanti, baru Ida akan kahwin.”
Itulah jawapan sterotaip yang diberikan setiap kali Mak Leha membebel. Kadang-kala, dipekakkan telinga mendengar leteran ibunya itu.
Syukri dan Zahin pula, tidak kurang hebatnya. Mereka menjadi igauan setiap gadis. Dalam erti kata lain, mempunyai pakej lengkap seorang lelaki; berwajah tampan, berbadan sasa, berpelajaran, bertanggungjawab dan paling penting warak dan berpengetahuan agama. Tambahan pula, mereka berdua adalah pewaris Mahligai Holdings, syarikat terbesar di Malaysia. Beberapa orang gadis pernah menggoda mereka, namun mereka tidak mudah terpedaya dengan anasir-anasir sebegitu, malah gadis-gadis tersebut turut diberikan tazkirah secara percuma oleh dua beradik itu.
Lamunanya terhenti apabila cuping telinganya menangkap bunyi pintu dikuak. Mak Leha dan Kak Ila masuk ke dalam kamar.
“Astaghfirullahalazim, budak ni. Belum bersiap lagi rupanya.”
Muka Ida yang basah dengan linangan air mata dikesat. Mak Leha kasihan dengan anak kesayangannya itu.
“Ida, mak tahu kau masih sayngkan arwah Zahin tu. Mak pun sayangkan dia, tapi hidup ni kena diteruskan. Arif dan Alif tu perluka kasih saying seorang ayah, Ida. Mungkin ini pilihan yag paling suakr dalam hidup Ida, tapi Ida kena terima Syuk tu
sebagaimana Ida menerima arwah dulu.”
“Sudahlah tu Ida. Ni semua kerja Allah. Hanya dia saja yang tahu mana yang terbaik untuk hamba-hambaNya. Mungkin dengan Syuk tu nanti, kau akan lebih bahagia.”
“Tapi kak, Ida masih sayangkan Abang. Selepas dia, tak ada siapa yang boleh menggantikan tempat Abang di hati saya.”
Memang pada awalnya, Ida tidak menyangka akan berkahwin dengan abang ipar sendiri. Malah, kedua-dua mereka tampak terkejut dengan keputusan ini, yang tertulis di atas wasiat arwah Zahin.
DUA TAHUN YANG LEPAS...
"Abang, abang janji pada Ida yang abang takkan tinggalkan Ida"
"Abang janji. Abang takkan tinggalkan Ida walau sesaat pun. Ida akan dekat di hati abang tak kira di mana jua abang berada."
Pada saaat itu, terasa hatinya bahagia sekali. Memiliki suami yang kacak, taat pada agama, bekerjaya dan begitu mencintai diri ini, nikmat yang jarang dirasai oleh wanita-wanita lain. Sumpah dan janji disematkan dalam hati, Ida akan menjadi seorang isteri yang solehah, InsyaAllah.
Namun, bukan semua mimpi akan jadi kenyataan. Panggilan telefon dari hospital sebentar tadi benar-benar menyentap hatinya. Siapa sangka, kucupan di dahinya pagi tadi bakal menjadi kucupan terakhir dari suaminya.
"Assalamualaikum.Ini nombor telefon keluarga Encik Zahin ke?"
"Ya, saya isterinya. Boleh saya bantu encik?"
"Puan, suami puan telah terlibat dalam kemalangan dan sekarang berada dalam keadaan kritikal.Puan diminta datang ke hospital dengan segera."
"Ya Allah! Abang!!!"
Tanpa berlengah, Ida segera ke kamar untuk berkemas dan meluru ke ruang tamu. Malang tak berbau, ketika melangkah turun menuruni tangga, kakinya tersilap langkah lalu terjatuh dari tangga. Darah membuak-buak dan badan terasa semakin lemah. Pandangann samar-samar dan kian gelap...
"Puan, maafkan saya. Puan mengalami keguguran dan kami tak dapat selamatkan anak puan."
"Ida, Zahin dah tak ada nak. Bawa bersabar ya"
Air mata tak putus-putus mengalir. Batinnya menjerit-jerit kesedihan, namun tubunya masih lagi lemah. Ini ditambah lagi dengan berita kehilangan si suami dan keguguran anak yang merupakan satu-satunya tanda ikatan mereka berdua. Kini, kedua-duanya sudah tiada. Impiannya untuk mempunyai keluarga yang bahagia berkecai sama sekali.
Ida sering berkurung dalam bilik. Kadang kala makan, kadang kala tidak. Begitulah keadaannya setiap hari. Hidupnya seolah-olah tiada maknanya lagi. Keadaan ini berlarutan berminggu-minggu lamanya hinggakan keluarganya runsing. Akhirnya, Mak Leha menghubungi Syukri untuk menemani Ida. Pada mulanya, agak sukar Ida untuk menatap muka Syukri memandangkan mukanya seiras dengan arwah Syukri. Lama-kelamaan, dia makin selesa dengannya dan keceriaan yang hilang selama ini kembali menyinar di wajahnya. Mak Leha bersyukur kerana akhirnya Ida kembali seperti sedia kala walaupun dia masih lagi kelihatan murung kebanyakan masa. Nampaknya, Mak Leha perlu lakukan suuatu keputusan yang pasti akan memeranjatkan Ida.
"Ida, mak nak cakap sikit."
"Apa dia mak?"
"Sebenarnya, mak dah lama fikir pasal benda ni. Sejak Zahin meninggal, Ida asyik berkurung dalam bilik. Nasib baik Syukri ada. Jadi, mak berhajat nak ..."
KINI...
Ida mengusap perutnya dengan lembut.Tinggal 2 bulan lagi hasil perkahwinan keduanya dengan Syukri akan lahir melihat dunia ini. Siapa sangka, hubungan mereka yang dingin pada mulanya akhirnya mengecapi kebahagiaan yang tak mampu diungkapkan melalui kata-kata. Sebulan selepas mereka melayari kehidupan sebagai suami isteri, barulah hatinya mula terbuka untuk menerima Syukri dalam kamus hidupnya. Namun ,itu tidak sedikitpun memudarkan Zahin dalam ingatannya. Baginya, setiap yang berlaku pasti ada hikmahnya. Mungkin Syukri adalah yang terbaik buatnya. Terasa diri bertuah kerana dicintai oleh dua insan yang baik dan berhati muliad an berpeluang melayari bahtera perkahwinan bersama mereka berdua adalah satu anugerah yang tidak ternilai, sedikit sebanyak mendidiknya untuk menjadi isteri yang sempurna buat si suami. Namun, hatinya tetap gusar, gusar sekiranya dia akan kehilangan suami buat kali kedua. Tanpa dipinta, air mata mula bergenang.
"Bang, bang janji pada Ida yang abang takkan tinggalkan Ida..."
"Abang takkan tinggalkan sayang walau apa pun yang berlaku", Syukri pantas memintas kata-kata Ida lalu mengelap air mata yang mula menuruni pipi. Suatu ketika dulu, dia pernah kehilangan dua insan yang disayang, namun kini terubat dengan kehadiran dua insan baru dalam hidupnya.
Foto perkahwinannya tiga tahun yang lepas ditatap penuh sayu. Tanpa disedari, air mata mula bergenang di tubir mata dan menuruni pipi yang gebu. Rasa rindu kepada arwah Zahin kembali memuncak. Malah, setiap kali si anak bertanyakan perihal si bapa, hatinya seolah-olah direntap tajam. Malah ada ketikanya dia hanya mampu terdiam. Apabila tiba waktu rindunya memuncak, dia akan mengunci dan berkurung dalam bilik, menangisi pemergian suami tercinta. Mak Leha hanya mampu berdoa semoga anaknya tabah menempuh ujian-Nya. Begitulah perihal Ida sehinggalah hatinya terbuka kembali untuk menerima kehadiran insan yang pernah mencintai dirinya. Syukri.
Sememangnya, Ida salah seorang anak dara yang diminati ramai di kampungnya. Malah, pernah suatu ketika tok ketua merisiknya untuk dijadikan isteri ketiga. Tapi hampa, Ida yang pada masa itu sibuk melanjutkan pelajaran masih tertutup hatinya untuk berkahwin. Mak Leha sendiri gusar sekiranya anaknya itu nanti tiada masa untuk mendirikan keluarga, seperti kakak-kakaknya yang lain.
“Ida, mak bukan apa, takut nanti mak kempunan nak tengok kau kahwin. Mak ni bukannya muda, dah nak sampai ke penghujungya pun.”
“Ish, mak ni. Ke situ pulak dia. Ida bukannya tak nak kahwin mak. Tapi mak tahulah Ida sekarang ni kan tengah belajar, lagipun Ida masih muda apa. Jangan risaulah mak, kalau ada jodoh tu takkan ke mana. InsyaAllah, bila waktu dah sesuai nanti, baru Ida akan kahwin.”
Itulah jawapan sterotaip yang diberikan setiap kali Mak Leha membebel. Kadang-kala, dipekakkan telinga mendengar leteran ibunya itu.
Syukri dan Zahin pula, tidak kurang hebatnya. Mereka menjadi igauan setiap gadis. Dalam erti kata lain, mempunyai pakej lengkap seorang lelaki; berwajah tampan, berbadan sasa, berpelajaran, bertanggungjawab dan paling penting warak dan berpengetahuan agama. Tambahan pula, mereka berdua adalah pewaris Mahligai Holdings, syarikat terbesar di Malaysia. Beberapa orang gadis pernah menggoda mereka, namun mereka tidak mudah terpedaya dengan anasir-anasir sebegitu, malah gadis-gadis tersebut turut diberikan tazkirah secara percuma oleh dua beradik itu.
Lamunanya terhenti apabila cuping telinganya menangkap bunyi pintu dikuak. Mak Leha dan Kak Ila masuk ke dalam kamar.
“Astaghfirullahalazim, budak ni. Belum bersiap lagi rupanya.”
Muka Ida yang basah dengan linangan air mata dikesat. Mak Leha kasihan dengan anak kesayangannya itu.
“Ida, mak tahu kau masih sayngkan arwah Zahin tu. Mak pun sayangkan dia, tapi hidup ni kena diteruskan. Arif dan Alif tu perluka kasih saying seorang ayah, Ida. Mungkin ini pilihan yag paling suakr dalam hidup Ida, tapi Ida kena terima Syuk tu
sebagaimana Ida menerima arwah dulu.”
“Sudahlah tu Ida. Ni semua kerja Allah. Hanya dia saja yang tahu mana yang terbaik untuk hamba-hambaNya. Mungkin dengan Syuk tu nanti, kau akan lebih bahagia.”
“Tapi kak, Ida masih sayangkan Abang. Selepas dia, tak ada siapa yang boleh menggantikan tempat Abang di hati saya.”
Memang pada awalnya, Ida tidak menyangka akan berkahwin dengan abang ipar sendiri. Malah, kedua-dua mereka tampak terkejut dengan keputusan ini, yang tertulis di atas wasiat arwah Zahin.
DUA TAHUN YANG LEPAS...
"Abang, abang janji pada Ida yang abang takkan tinggalkan Ida"
"Abang janji. Abang takkan tinggalkan Ida walau sesaat pun. Ida akan dekat di hati abang tak kira di mana jua abang berada."
Pada saaat itu, terasa hatinya bahagia sekali. Memiliki suami yang kacak, taat pada agama, bekerjaya dan begitu mencintai diri ini, nikmat yang jarang dirasai oleh wanita-wanita lain. Sumpah dan janji disematkan dalam hati, Ida akan menjadi seorang isteri yang solehah, InsyaAllah.
Namun, bukan semua mimpi akan jadi kenyataan. Panggilan telefon dari hospital sebentar tadi benar-benar menyentap hatinya. Siapa sangka, kucupan di dahinya pagi tadi bakal menjadi kucupan terakhir dari suaminya.
"Assalamualaikum.Ini nombor telefon keluarga Encik Zahin ke?"
"Ya, saya isterinya. Boleh saya bantu encik?"
"Puan, suami puan telah terlibat dalam kemalangan dan sekarang berada dalam keadaan kritikal.Puan diminta datang ke hospital dengan segera."
"Ya Allah! Abang!!!"
Tanpa berlengah, Ida segera ke kamar untuk berkemas dan meluru ke ruang tamu. Malang tak berbau, ketika melangkah turun menuruni tangga, kakinya tersilap langkah lalu terjatuh dari tangga. Darah membuak-buak dan badan terasa semakin lemah. Pandangann samar-samar dan kian gelap...
"Puan, maafkan saya. Puan mengalami keguguran dan kami tak dapat selamatkan anak puan."
"Ida, Zahin dah tak ada nak. Bawa bersabar ya"
Air mata tak putus-putus mengalir. Batinnya menjerit-jerit kesedihan, namun tubunya masih lagi lemah. Ini ditambah lagi dengan berita kehilangan si suami dan keguguran anak yang merupakan satu-satunya tanda ikatan mereka berdua. Kini, kedua-duanya sudah tiada. Impiannya untuk mempunyai keluarga yang bahagia berkecai sama sekali.
Ida sering berkurung dalam bilik. Kadang kala makan, kadang kala tidak. Begitulah keadaannya setiap hari. Hidupnya seolah-olah tiada maknanya lagi. Keadaan ini berlarutan berminggu-minggu lamanya hinggakan keluarganya runsing. Akhirnya, Mak Leha menghubungi Syukri untuk menemani Ida. Pada mulanya, agak sukar Ida untuk menatap muka Syukri memandangkan mukanya seiras dengan arwah Syukri. Lama-kelamaan, dia makin selesa dengannya dan keceriaan yang hilang selama ini kembali menyinar di wajahnya. Mak Leha bersyukur kerana akhirnya Ida kembali seperti sedia kala walaupun dia masih lagi kelihatan murung kebanyakan masa. Nampaknya, Mak Leha perlu lakukan suuatu keputusan yang pasti akan memeranjatkan Ida.
"Ida, mak nak cakap sikit."
"Apa dia mak?"
"Sebenarnya, mak dah lama fikir pasal benda ni. Sejak Zahin meninggal, Ida asyik berkurung dalam bilik. Nasib baik Syukri ada. Jadi, mak berhajat nak ..."
KINI...
Ida mengusap perutnya dengan lembut.Tinggal 2 bulan lagi hasil perkahwinan keduanya dengan Syukri akan lahir melihat dunia ini. Siapa sangka, hubungan mereka yang dingin pada mulanya akhirnya mengecapi kebahagiaan yang tak mampu diungkapkan melalui kata-kata. Sebulan selepas mereka melayari kehidupan sebagai suami isteri, barulah hatinya mula terbuka untuk menerima Syukri dalam kamus hidupnya. Namun ,itu tidak sedikitpun memudarkan Zahin dalam ingatannya. Baginya, setiap yang berlaku pasti ada hikmahnya. Mungkin Syukri adalah yang terbaik buatnya. Terasa diri bertuah kerana dicintai oleh dua insan yang baik dan berhati muliad an berpeluang melayari bahtera perkahwinan bersama mereka berdua adalah satu anugerah yang tidak ternilai, sedikit sebanyak mendidiknya untuk menjadi isteri yang sempurna buat si suami. Namun, hatinya tetap gusar, gusar sekiranya dia akan kehilangan suami buat kali kedua. Tanpa dipinta, air mata mula bergenang.
"Bang, bang janji pada Ida yang abang takkan tinggalkan Ida..."
"Abang takkan tinggalkan sayang walau apa pun yang berlaku", Syukri pantas memintas kata-kata Ida lalu mengelap air mata yang mula menuruni pipi. Suatu ketika dulu, dia pernah kehilangan dua insan yang disayang, namun kini terubat dengan kehadiran dua insan baru dalam hidupnya.
Why Science Fails to Explain God
"Professing to be wise, they became fools . . .. "
"LET ME EXPLAIN THE problem science has with God."
The atheist professor of philosophy pauses before
his class and then asks
one of his new students to stand.
"You're a Muslim, aren't you, son?"
"Yes, sir."
"So you believe in God?"
"Absolutely."
"Is God good?"
"Sure! God's good."
"Is God all-powerful? Can God do anything?"
"Yes."
"Are you good or evil?"
"The Koran says I'm not always so good."
The professor grins knowingly. "Ahh! THE KORAN!" He
considers for a
moment.
"Here's one for you. Let's say there's a sick person
over here and you can
cure him. You can do it. Would you help them?
"Would you try?"
"Yes sir, I would."
"So you're good...!"
"I wouldn't say that."
"Why not say that? You would help a sick and maimed
person if you
could...
in fact most of us would if we could... but God doesn't.
[No answer.]
"He doesn't, does he? My brother was a Muslim who
died of cancer even
though he
prayed to God to heal him. How is this God good?
Hmmm?
Can you answer that one?"
[No answer]
The elderly man is sympathetic. "No, you can't, can
you?"
He takes a sip of water from a glass on his desk to
give the student time to
relax. In philosophy, you have to go easy with the
new ones.
"Let's start again, young fella." "Is God good?"
"Er... Yes."
"Is Satan good?"
"No."
"Where does Satan come from?" The student falters.
"From... God..."
"That's right. God made Satan, didn't he?" The
elderly man runs his bony
fingers
through his thinning hair and turns to the smirking,
student audience.
"I think we're going to have a lot of fun this
semester, ladies and
gentlemen."
He turns back to the Muslim. "Tell me, son. Is there
evil in this world?"
"Yes, sir."
"Evil's everywhere, isn't it? Did God make
everything?"
"Yes."
"Who created evil?
[No answer]
"Is there sickness in this world? Immorality?
Hatred? Ugliness? All the
terrible things - do they exist in this world? "
The student squirms on his feet. "Yes."
"Who created them? "
[No answer]
The professor suddenly shouts at his student. "WHO
CREATED THEM? TELL ME,
PLEASE!
"The professor closes in for the kill and climbs
into the Muslim's face.
In a still small voice: "God created all evil,
didn't He, son?"
[No answer]
The student tries to hold the steady, experienced
gaze and fails.
Suddenly the lecturer breaks away to pace the front
of the classroom like an
aging panther.
The class is mesmerized.
"Tell me," he continues, "How is it that this God is
good if He created all
evil throughout time?"
The professor swishes his arms around to encompass
the wickedness of the
world.
"All the hatred, the brutality, all the pain, all
the torture, all the death
and ugliness and all the suffering created by this
good God is all over the
world, isn't it, young man?"
[No answer]
"Don't you see it all over the place? Huh?"
Pause.
"Don't you?" The professor leans into the student's
face again and
whispers, "Is God good?"
[No answer]
"Do you believe in God, son?"
The student's voice betrays him and cracks. "Yes,
professor. I do." The old
man shakes his head sadly. "Science says you have
five senses you use to
identify and observe the world around you. Have
you? "
"Yes, of course sir, I do have five senses".
Then, slowly raising his voice, the professor continues:
"Have you ever seen your God?"
"No, sir. I've never seen Him."
"Then tell us if you've ever heard your God?"
"No, sir. I have not."
"Have you ever felt your God, tasted your God or
smelt your God...
in fact, do you have any sensory perception of your God
whatsoever?"
[No answer]
"Answer me, please."
"No, sir, I'm afraid I haven't."
"You're AFRAID... you haven't?"
"No, sir."
"Yet you still believe in him?"
"...yes..."
"That takes FAITH!" The professor smiles sagely at
the underling.
"According to the rules of empirical, testable,
demonstrable protocol,
science says your God doesn't exist. What do you say
to that, son?
Where is your God now?"
[The student doesn't answer]
"Sit down, please."
The Muslim sits...Defeated.
Another Muslim raises his hand. "Professor, may I
address the class?"
The professor turns and smiles. "Ah, another Muslim
in the vanguard!
Come, come, young man. Speak some proper wisdom to
the gathering."
The
Muslim looks around the room. "Some interesting
points you are making, sir.
Now I've got a question for you. Is there such
thing as heat?"
"Yes," the professor replies. "There's
heat."
"Is there such a thing as cold?"
"Yes, son, there's cold too."
"No, sir, there isn't."
The professor's grin freezes. The room
suddenly goes very cold.
The second Muslim continues. "You can have lots of
heat, even more heat,
super-heat, mega-heat, white heat, a little heat or
no heat but we don't
have anything called 'cold'.
We can hit 458 degrees below zero, which is no
heat, but we can't go any further after that.
There is no such thing as
cold, otherwise we would be able to go colder than
458 - You see, sir, cold
is only a word we use to describe the absence of
heat. We cannot measure
cold. Heat we can measure in
thermal units because heat is energy. Cold is not
the opposite of heat, sir,
just the absence of it."
Silence. A pin drops somewhere in the
classroom.
"Is there such a thing as darkness, professor?"
"That's a dumb question, son. What is night if
it isn't darkness?
What are you getting at...?"
"So you say there is such a thing as darkness?"
"Yes..."
"You're wrong again, sir. Darkness is not something,
it is the absence of
something. You can have low light, normal light,
bright light, flashing
light but if you have no light constantly you have
nothing and it's called
darkness, isn't it? That's the meaning we use to
define the word. In
reality, Darkness isn't. If it were, you would be
able to make darkness
darker and give me a jar of it. Can you...give me a
jar of darker
darkness, professor?"
Despite himself, the professor smiles at the young
effrontery before
him.
This will indeed be a good semester. "Would
you mind telling us what
your point is, young man?"
"Yes, professor. My point is, your philosophical
premise is flawed to
start with and so your conclusion must be in
error...."
The professor goes toxic. "Flawed...? How dare
you...!""
"Sir, may I explain what I mean?" >
The class is all ears.
"Explain... oh, explain..." The professor
makes an admirable effort
to regain control. Suddenly he is affability
itself. He waves his
hand to silence the class, for the student to
continue.
"You are working on the premise of duality," the
Muslim explains. "That for
example there is life and then there's death; a good
God and a bad God.
You are viewing the concept of God as something
finite, something we can
measure.
Sir, science cannot even explain a thought. It uses
electricity and
magnetism but has never seen, much less fully
understood them. To view
death as the opposite of life is to be ignorant of
the fact that death
cannot exist as a substantive thing. Death is not
the opposite of life,
merely the absence of it."
The young man holds up a newspaper he takes from the
desk of a neighbor who
has been reading it. "Here is one of the most
disgusting tabloids this
country hosts, professor. Is there such a thing as
immorality?"
"Of course there is, now look..."
"Wrong again, sir. You see, immorality is merely
the absence of
morality.
Is there such thing as injustice? No. Injustice is
the absence of justice.
Is there such a thing as evil?" The Muslim pauses.
"Isn't evil the absence
of good?"
The professor's face has turned an alarming color.
He is so angry
he is temporarily speechless.
The Muslim continues. "If there is evil in the
world, professor, and we all
agree there is, then God, if he exists, must be
accomplishing a work
through the agency of evil. What is that work, God
is accomplishing? The
Bible tells us it is to see if each one of us will,
of our own free will,
choose good over evil."
The professor bridles. "As a philosophical
scientist, I don't vie this
matter as having anything to do with any choice; as
a realist, I absolutely
do not recognize the concept of God or any other
theological factor as
being part of the world equation because God is not
observable."
"I would have thought that the absence of God's
moral code in this world is
probably one of the most observable phenomena
going," the Muslim replies.
"Newspapers make billions of dollars reporting it
every week! Tell me,
professor. Do you teach your students that they
evolved from a monkey?"
"If you are referring to the natural evolutionary
process, young man,
yes, of course I do."
"Have you ever observed evolution with your own eyes,
sir?"
The professor makes a sucking sound with his teeth
and gives his student a
silent, stony stare.
"Professor. Since no-one has ever observed the
process of evolution at work
and cannot even prove that this process is an
on-going endeavor, are you
not teaching your opinion, sir? Are you now not a
scientist, but a
priest?"
"I'll overlook your impudence in the light of our
philosophical discussion.
Now, have you quite finished?" the professor hisses.
"So you don't accept
God's moral code to do what is righteous?"
"I believe in what is - that's science!"
"Ahh! SCIENCE!" the student's face splits into a
grin.
"Sir, you rightly state that science is the study of
observed phenomena.
Science too is a premise which is flawed..."
"SCIENCE IS FLAWED..?" the
professor splutters.
The class is in uproar.
The Muslim remains standing until the commotion has
subsided.
"To continue the point you were making earlier to
the other student, may I
give you an example of what I mean?"
The professor wisely keeps silent.
The Muslim looks around the room. "Is there anyone
in the class who has
ever seen the professor's brain?". The class breaks
out in laughter.
The Muslim points towards his elderly,
crumbling tutor.
"Is there anyone here who has ever heard the
professor's brain...,
felt the professor's brain, touched or smelt the
professor's brain?".
No one appears to have done so.
The Muslim shakes his head sadly.
"It appears no-one here has had any sensory
perception of the professor's
brain whatsoever. Well, according to the rules of
empirical,
stable, demonstrable protocol, science, I DECLARE
that the professor has no brain."
The class is in chaos.
The Muslim sits... Because that is what a chair is for.
"LET ME EXPLAIN THE problem science has with God."
The atheist professor of philosophy pauses before
his class and then asks
one of his new students to stand.
"You're a Muslim, aren't you, son?"
"Yes, sir."
"So you believe in God?"
"Absolutely."
"Is God good?"
"Sure! God's good."
"Is God all-powerful? Can God do anything?"
"Yes."
"Are you good or evil?"
"The Koran says I'm not always so good."
The professor grins knowingly. "Ahh! THE KORAN!" He
considers for a
moment.
"Here's one for you. Let's say there's a sick person
over here and you can
cure him. You can do it. Would you help them?
"Would you try?"
"Yes sir, I would."
"So you're good...!"
"I wouldn't say that."
"Why not say that? You would help a sick and maimed
person if you
could...
in fact most of us would if we could... but God doesn't.
[No answer.]
"He doesn't, does he? My brother was a Muslim who
died of cancer even
though he
prayed to God to heal him. How is this God good?
Hmmm?
Can you answer that one?"
[No answer]
The elderly man is sympathetic. "No, you can't, can
you?"
He takes a sip of water from a glass on his desk to
give the student time to
relax. In philosophy, you have to go easy with the
new ones.
"Let's start again, young fella." "Is God good?"
"Er... Yes."
"Is Satan good?"
"No."
"Where does Satan come from?" The student falters.
"From... God..."
"That's right. God made Satan, didn't he?" The
elderly man runs his bony
fingers
through his thinning hair and turns to the smirking,
student audience.
"I think we're going to have a lot of fun this
semester, ladies and
gentlemen."
He turns back to the Muslim. "Tell me, son. Is there
evil in this world?"
"Yes, sir."
"Evil's everywhere, isn't it? Did God make
everything?"
"Yes."
"Who created evil?
[No answer]
"Is there sickness in this world? Immorality?
Hatred? Ugliness? All the
terrible things - do they exist in this world? "
The student squirms on his feet. "Yes."
"Who created them? "
[No answer]
The professor suddenly shouts at his student. "WHO
CREATED THEM? TELL ME,
PLEASE!
"The professor closes in for the kill and climbs
into the Muslim's face.
In a still small voice: "God created all evil,
didn't He, son?"
[No answer]
The student tries to hold the steady, experienced
gaze and fails.
Suddenly the lecturer breaks away to pace the front
of the classroom like an
aging panther.
The class is mesmerized.
"Tell me," he continues, "How is it that this God is
good if He created all
evil throughout time?"
The professor swishes his arms around to encompass
the wickedness of the
world.
"All the hatred, the brutality, all the pain, all
the torture, all the death
and ugliness and all the suffering created by this
good God is all over the
world, isn't it, young man?"
[No answer]
"Don't you see it all over the place? Huh?"
Pause.
"Don't you?" The professor leans into the student's
face again and
whispers, "Is God good?"
[No answer]
"Do you believe in God, son?"
The student's voice betrays him and cracks. "Yes,
professor. I do." The old
man shakes his head sadly. "Science says you have
five senses you use to
identify and observe the world around you. Have
you? "
"Yes, of course sir, I do have five senses".
Then, slowly raising his voice, the professor continues:
"Have you ever seen your God?"
"No, sir. I've never seen Him."
"Then tell us if you've ever heard your God?"
"No, sir. I have not."
"Have you ever felt your God, tasted your God or
smelt your God...
in fact, do you have any sensory perception of your God
whatsoever?"
[No answer]
"Answer me, please."
"No, sir, I'm afraid I haven't."
"You're AFRAID... you haven't?"
"No, sir."
"Yet you still believe in him?"
"...yes..."
"That takes FAITH!" The professor smiles sagely at
the underling.
"According to the rules of empirical, testable,
demonstrable protocol,
science says your God doesn't exist. What do you say
to that, son?
Where is your God now?"
[The student doesn't answer]
"Sit down, please."
The Muslim sits...Defeated.
Another Muslim raises his hand. "Professor, may I
address the class?"
The professor turns and smiles. "Ah, another Muslim
in the vanguard!
Come, come, young man. Speak some proper wisdom to
the gathering."
The
Muslim looks around the room. "Some interesting
points you are making, sir.
Now I've got a question for you. Is there such
thing as heat?"
"Yes," the professor replies. "There's
heat."
"Is there such a thing as cold?"
"Yes, son, there's cold too."
"No, sir, there isn't."
The professor's grin freezes. The room
suddenly goes very cold.
The second Muslim continues. "You can have lots of
heat, even more heat,
super-heat, mega-heat, white heat, a little heat or
no heat but we don't
have anything called 'cold'.
We can hit 458 degrees below zero, which is no
heat, but we can't go any further after that.
There is no such thing as
cold, otherwise we would be able to go colder than
458 - You see, sir, cold
is only a word we use to describe the absence of
heat. We cannot measure
cold. Heat we can measure in
thermal units because heat is energy. Cold is not
the opposite of heat, sir,
just the absence of it."
Silence. A pin drops somewhere in the
classroom.
"Is there such a thing as darkness, professor?"
"That's a dumb question, son. What is night if
it isn't darkness?
What are you getting at...?"
"So you say there is such a thing as darkness?"
"Yes..."
"You're wrong again, sir. Darkness is not something,
it is the absence of
something. You can have low light, normal light,
bright light, flashing
light but if you have no light constantly you have
nothing and it's called
darkness, isn't it? That's the meaning we use to
define the word. In
reality, Darkness isn't. If it were, you would be
able to make darkness
darker and give me a jar of it. Can you...give me a
jar of darker
darkness, professor?"
Despite himself, the professor smiles at the young
effrontery before
him.
This will indeed be a good semester. "Would
you mind telling us what
your point is, young man?"
"Yes, professor. My point is, your philosophical
premise is flawed to
start with and so your conclusion must be in
error...."
The professor goes toxic. "Flawed...? How dare
you...!""
"Sir, may I explain what I mean?" >
The class is all ears.
"Explain... oh, explain..." The professor
makes an admirable effort
to regain control. Suddenly he is affability
itself. He waves his
hand to silence the class, for the student to
continue.
"You are working on the premise of duality," the
Muslim explains. "That for
example there is life and then there's death; a good
God and a bad God.
You are viewing the concept of God as something
finite, something we can
measure.
Sir, science cannot even explain a thought. It uses
electricity and
magnetism but has never seen, much less fully
understood them. To view
death as the opposite of life is to be ignorant of
the fact that death
cannot exist as a substantive thing. Death is not
the opposite of life,
merely the absence of it."
The young man holds up a newspaper he takes from the
desk of a neighbor who
has been reading it. "Here is one of the most
disgusting tabloids this
country hosts, professor. Is there such a thing as
immorality?"
"Of course there is, now look..."
"Wrong again, sir. You see, immorality is merely
the absence of
morality.
Is there such thing as injustice? No. Injustice is
the absence of justice.
Is there such a thing as evil?" The Muslim pauses.
"Isn't evil the absence
of good?"
The professor's face has turned an alarming color.
He is so angry
he is temporarily speechless.
The Muslim continues. "If there is evil in the
world, professor, and we all
agree there is, then God, if he exists, must be
accomplishing a work
through the agency of evil. What is that work, God
is accomplishing? The
Bible tells us it is to see if each one of us will,
of our own free will,
choose good over evil."
The professor bridles. "As a philosophical
scientist, I don't vie this
matter as having anything to do with any choice; as
a realist, I absolutely
do not recognize the concept of God or any other
theological factor as
being part of the world equation because God is not
observable."
"I would have thought that the absence of God's
moral code in this world is
probably one of the most observable phenomena
going," the Muslim replies.
"Newspapers make billions of dollars reporting it
every week! Tell me,
professor. Do you teach your students that they
evolved from a monkey?"
"If you are referring to the natural evolutionary
process, young man,
yes, of course I do."
"Have you ever observed evolution with your own eyes,
sir?"
The professor makes a sucking sound with his teeth
and gives his student a
silent, stony stare.
"Professor. Since no-one has ever observed the
process of evolution at work
and cannot even prove that this process is an
on-going endeavor, are you
not teaching your opinion, sir? Are you now not a
scientist, but a
priest?"
"I'll overlook your impudence in the light of our
philosophical discussion.
Now, have you quite finished?" the professor hisses.
"So you don't accept
God's moral code to do what is righteous?"
"I believe in what is - that's science!"
"Ahh! SCIENCE!" the student's face splits into a
grin.
"Sir, you rightly state that science is the study of
observed phenomena.
Science too is a premise which is flawed..."
"SCIENCE IS FLAWED..?" the
professor splutters.
The class is in uproar.
The Muslim remains standing until the commotion has
subsided.
"To continue the point you were making earlier to
the other student, may I
give you an example of what I mean?"
The professor wisely keeps silent.
The Muslim looks around the room. "Is there anyone
in the class who has
ever seen the professor's brain?". The class breaks
out in laughter.
The Muslim points towards his elderly,
crumbling tutor.
"Is there anyone here who has ever heard the
professor's brain...,
felt the professor's brain, touched or smelt the
professor's brain?".
No one appears to have done so.
The Muslim shakes his head sadly.
"It appears no-one here has had any sensory
perception of the professor's
brain whatsoever. Well, according to the rules of
empirical,
stable, demonstrable protocol, science, I DECLARE
that the professor has no brain."
The class is in chaos.
The Muslim sits... Because that is what a chair is for.
10 KELEBIHAN COCA COLA
"Setiap hari selasa ngan rabu aku mesti minum air coke nie lepas training rugbi. Memang sedap air nie. Sedap giler! korunk pun mesti ade yg suke air nie. Sama ada korunk tau atau x, sebenarnya air coke nie ade 10 'kebaikan' yg x disangka-sangka. Aku dpt bende nie dari emel yg member aku bagi. Ape lagi!!
" Fakta seperti yang tersenarai dibawah adalah kajian santifik yang dibuat oleh ahli sains kesihatan/sosial di USA dan Britain serta laporan dari seluruh dunia mengenai minuman ringan Coke : Coca Cola.
Di dalam kebanyakan negeri di US , kereta peronda lebuhraya akan dimuatkan 2 gallon Coke untuk menghilangkan kesan darah di jalanraya apabila berlaku kemalangan. Cam pasukan SMART dan bomba kita tu, Harzadous Team. Cuba tanya Plus Ronda atau Polis Lebuhraya, adakah mereka guna? Anda di rumah diharap dapat mencuba kajian ini :
1. Masukkan tulang dalam satu mangkuk yang diisi Coke, ia akan hancur atau hilang sama sekali dalam masa 2 hari. Elok untuk yang berniaga sup tulang!
2. Untuk mencuci tandas : Masukkan setin air Coke dalam tandas dan biarkan selama 1 jam dan kemudian 'flush'. Kesan kotoran/hampas akan hilang dari tindakan 'citric asid' yang berada dalam Coke. Satu bahan gantian untuk mencuci kalau sabun dah habis! Rasa-rasa buat sabun badan boleh tak?
3. Untuk menghilangkan kesan karat dari bumper kereta jenis chrome : Lap bumper dengan aluminium foil yang dicelup dengan Coke. Kesannya karat hilang!
4. Untuk menghilangkan kesan 'corrosion' atau hakisan pada skru/nat bateri kereta : Tuang saja setin Coke pasti kesan hakisan hilang serta merta.
5. Untuk melonggarkan skru yang berkarat dan ketat : Sekali lagi tuang setin Coke, skru tersebut pasti longgar dan boleh dibuka.
6. Untuk menghilangkan kesan minyak/lekit dari pakaian : Tambahkan setin Coke dalam mesin basuh bersama sabun pencuci dan basuh macam biasa. Kesan minyak tu pasti hilang. Kemudian bolehlah minum air basuhan tadi berperisa coke.
7. Cermin kereta anda berdebu/kotor/ melekit ? Celup tuala dengan Coke dan lap.Pasti bersih. Tak payah guna tin sembur cuci cermin cam jual di Yawata tu kerana ianya amat mahal!
8. Bahan aktif Coke adalah phosphoric asid. Ia mempunyai pH 2.8. Ia boleh meleburkan sebatang paku dalam masa 4 hari. Kilang Perwaja/besi mesti suka ni!
Asid tersebut juga menghakis kekuatan tulang belakang dan tulang lain dalam badan yang merupakan punca utama kearah penyakit osteoporosis.
Sila lihat lori yang membawa air sirap Coke dalam lori tangki,[ bukan lori yang bawa Coke siap dalam botol/tin] pasti dilengkapi dengan tanda amaran "Bahan Kimia Bahaya" atau"Bahan Penghakis : bahaya". Lori tangki itu juga diselaputi bahan penghakis hakisan untuk mengelak lori tu dihakis. . Tolong jangan letak/parking kereta berhampiran lori tangki yang ada tanda amaran tu, silap-silap tengah bawak kereta, putus 2 sebab hakisan/karat.
9. Para pengedar minuman Coke telah menggunakannya untuk mencuci bahagian enjin lori/trak mereka sejak 20 tahun. Wahh...mesti buat overhaul ni!
10. Kandungan gulanya 18 sudu cawan teh satu tin Coke. Cuba try bancuh kopi/teh dengan 18 sudu gula tu kat rumah dan minum mesti termuntah
Kenapa Orang Yahudi Tak Minum Coke dan Pepsi
Disampaikan oleh seorang sahabat.....Assalamualaikum kengkawan... last weekend, ada ustazah usrah kami beritahu... masa dia belajar kat. mesir dulu, dia punya lecturer ada cerita... dulu ada sorang mamat yahudi ni datang egypt to study the muslims' lifestyle kat sana setelah serangan secara fizikal ke atas umat Islam tak berjaya. dianak carik jalan untuk serang cara lain. tapi Alhamdulillah, dia telah diberi hidayah semasa dia dok study umat Islam kat mesir tu. dia beritahu lecturer ustazah ni, one of the things the jews do untuk hapuskan keturunan umat Islam is to produce coca cola & pepsi yang di dalamnya ada chemical to retard the reproduction organs for both men & women. menurut mamat tu, kat israel tak ada jual coke & pepsi sbb diorg tahu apa kandungan kat dalamnya and since jew is agama keturunan, diorg tak nak le mandul! kalau korang pernah terima forwarded email pasal bertapa
cidicnya coke tu sampai boleh dissolve tulang & gigi (calcium containing compounds) and boleh buat cuci toilet! and for ladies, kalau minum coke boleh cause menstruation if you're a wee bit late. so kalau minum banyak & atthat time baru lekat zuriat, ada chances keguguran le, kan ? Therefore, untuk kemakmuran umat Islam & untuk kesihatan & untuk tak support jewish companies,
Masih tidak pasti kesahihan artikel ini, namun jika ia benar bayangkan apabila ia masuk kedalam perut kita, bertambah sihatkah kita.. jika tidak benar pun lebih baik menjauhi, bukan kerana kesihatan sahaja malah untuk agama kita..
" Fakta seperti yang tersenarai dibawah adalah kajian santifik yang dibuat oleh ahli sains kesihatan/sosial di USA dan Britain serta laporan dari seluruh dunia mengenai minuman ringan Coke : Coca Cola.
Di dalam kebanyakan negeri di US , kereta peronda lebuhraya akan dimuatkan 2 gallon Coke untuk menghilangkan kesan darah di jalanraya apabila berlaku kemalangan. Cam pasukan SMART dan bomba kita tu, Harzadous Team. Cuba tanya Plus Ronda atau Polis Lebuhraya, adakah mereka guna? Anda di rumah diharap dapat mencuba kajian ini :
1. Masukkan tulang dalam satu mangkuk yang diisi Coke, ia akan hancur atau hilang sama sekali dalam masa 2 hari. Elok untuk yang berniaga sup tulang!
2. Untuk mencuci tandas : Masukkan setin air Coke dalam tandas dan biarkan selama 1 jam dan kemudian 'flush'. Kesan kotoran/hampas akan hilang dari tindakan 'citric asid' yang berada dalam Coke. Satu bahan gantian untuk mencuci kalau sabun dah habis! Rasa-rasa buat sabun badan boleh tak?
3. Untuk menghilangkan kesan karat dari bumper kereta jenis chrome : Lap bumper dengan aluminium foil yang dicelup dengan Coke. Kesannya karat hilang!
4. Untuk menghilangkan kesan 'corrosion' atau hakisan pada skru/nat bateri kereta : Tuang saja setin Coke pasti kesan hakisan hilang serta merta.
5. Untuk melonggarkan skru yang berkarat dan ketat : Sekali lagi tuang setin Coke, skru tersebut pasti longgar dan boleh dibuka.
6. Untuk menghilangkan kesan minyak/lekit dari pakaian : Tambahkan setin Coke dalam mesin basuh bersama sabun pencuci dan basuh macam biasa. Kesan minyak tu pasti hilang. Kemudian bolehlah minum air basuhan tadi berperisa coke.
7. Cermin kereta anda berdebu/kotor/ melekit ? Celup tuala dengan Coke dan lap.Pasti bersih. Tak payah guna tin sembur cuci cermin cam jual di Yawata tu kerana ianya amat mahal!
8. Bahan aktif Coke adalah phosphoric asid. Ia mempunyai pH 2.8. Ia boleh meleburkan sebatang paku dalam masa 4 hari. Kilang Perwaja/besi mesti suka ni!
Asid tersebut juga menghakis kekuatan tulang belakang dan tulang lain dalam badan yang merupakan punca utama kearah penyakit osteoporosis.
Sila lihat lori yang membawa air sirap Coke dalam lori tangki,[ bukan lori yang bawa Coke siap dalam botol/tin] pasti dilengkapi dengan tanda amaran "Bahan Kimia Bahaya" atau"Bahan Penghakis : bahaya". Lori tangki itu juga diselaputi bahan penghakis hakisan untuk mengelak lori tu dihakis. . Tolong jangan letak/parking kereta berhampiran lori tangki yang ada tanda amaran tu, silap-silap tengah bawak kereta, putus 2 sebab hakisan/karat.
9. Para pengedar minuman Coke telah menggunakannya untuk mencuci bahagian enjin lori/trak mereka sejak 20 tahun. Wahh...mesti buat overhaul ni!
10. Kandungan gulanya 18 sudu cawan teh satu tin Coke. Cuba try bancuh kopi/teh dengan 18 sudu gula tu kat rumah dan minum mesti termuntah
Kenapa Orang Yahudi Tak Minum Coke dan Pepsi
Disampaikan oleh seorang sahabat.....Assalamualaikum kengkawan... last weekend, ada ustazah usrah kami beritahu... masa dia belajar kat. mesir dulu, dia punya lecturer ada cerita... dulu ada sorang mamat yahudi ni datang egypt to study the muslims' lifestyle kat sana setelah serangan secara fizikal ke atas umat Islam tak berjaya. dianak carik jalan untuk serang cara lain. tapi Alhamdulillah, dia telah diberi hidayah semasa dia dok study umat Islam kat mesir tu. dia beritahu lecturer ustazah ni, one of the things the jews do untuk hapuskan keturunan umat Islam is to produce coca cola & pepsi yang di dalamnya ada chemical to retard the reproduction organs for both men & women. menurut mamat tu, kat israel tak ada jual coke & pepsi sbb diorg tahu apa kandungan kat dalamnya and since jew is agama keturunan, diorg tak nak le mandul! kalau korang pernah terima forwarded email pasal bertapa
cidicnya coke tu sampai boleh dissolve tulang & gigi (calcium containing compounds) and boleh buat cuci toilet! and for ladies, kalau minum coke boleh cause menstruation if you're a wee bit late. so kalau minum banyak & atthat time baru lekat zuriat, ada chances keguguran le, kan ? Therefore, untuk kemakmuran umat Islam & untuk kesihatan & untuk tak support jewish companies,
Masih tidak pasti kesahihan artikel ini, namun jika ia benar bayangkan apabila ia masuk kedalam perut kita, bertambah sihatkah kita.. jika tidak benar pun lebih baik menjauhi, bukan kerana kesihatan sahaja malah untuk agama kita..
Trio Burger!
Burger! Hmmm… mesti sudah ada yang sudah terliur bukan? Aku bukan hendak bercakap pasal burger ya, tetapi kisah si pembuat dan penjualnya. Trio ini suatu ketika dulu hanyalah menjusal burger di sekolah, itupun untuk mengumpul dana untuk disubangkan kepada sekolah sebelum melangkah keluar selepas SPM. Tetapi kini, mereka… . Alamak tak seronok pula kalau aku ceritakan kisah ini awal-awal. Mari kita singkap balik kisah trio ini dari hari pertama mereka membuat bisnes.
Sang mentari memancarkan sirnanya dengan garang dan kejam. Zaini segera mengelap peluh jantan yang memercik di dahi. Baju kolar V yang dipakai basah melecun dek panas yang membakar, mengalahkan ketuhar gelombang mikro. Jam di tangan menunjukkan 1.15 petang. Zaini hanya menggelengkan kepala. “Mana pulak budak seekor ni pergi?” omel Zaini sendirian. Di satu sudut sana, Man yang sedari tadi sudah hilang sabar, mula mencarut seorang diri. Sumpah seranah tidak berhenti-henti meletus dari bibir, bak lava gunung berapi. Orang ramai yang ada di situ kehairanan melihat perihal manusia yang boleh dianggap tidak siuman tu.
Siapa yang tak berang, orang yang ditunggu-tunggu tak juga kunjung tiba semenjak dari pukul 10 pagi tadi. Man yang mukanya merah membara seperti udang bakar duduk sendirian di bangku, mulutnya terkumat-kamit seolah-olah membebel seorang diri. Entah apa yang dituturkan dia pun tak berapa pasti. Kaki yang terpasak di lantai sedari tadi mulai kebas. Nasib baiklah perhentian bas tu lengang. Dapatlah duduk sebentar untuk memanjakan kaki yang mulai terasa bagaikan hendak tercabut.
Akhirnya, tuan empunya diri pun tiba dengan wajah yang selamba, seolah-olah tiada apa yang berlaku. Ini bukan kali pertama dia buat perangai tak senonoh sebegini rupa, sudah entah keberapa kali, tak terhitung jumlahnya. Kalau tak silap, dari zaman sekolah lagi dah. Ingatkan bila dah habis sekolah, perangai dah berubah, rupanya tidak. Zaini hanya mengeluh kecil, maka Man merenung dengan tajam dari jauh. Muka Is tetap seperti tadi, tiada riak rasa bersalah langsung yang tersirat di air mukanya yang sedikit tembam itu.
“Pok, ala…. Sorry lah. Lupak tek, ingat kita gi petang tek” Is tersengih.
“Petang palak utak kau, asa nak tercabut kaki aku tok nunggu kau tauk sik. Dahla dari tadik nunggu kau dari sitok, kedak tunggul jak mek duak.”
Man menghamburkan kata-kata ‘hiberloba’ nya.
“Sikkan ya pun alu nak manas. Ileklah, ku lambat 3 jam jak bah.”
Zaini hanya mampu mengeluh kecil. Bilalah budak ni nak sedar agaknya, getusnya dalam hati. Bukan apa, hari ini mereka akan memulakan bisnes mereka. Idea nak berniaga ni sebenarnya timbul setelah mereka bertemu kembali selepas tiga tahun tidak berjumpa. Almaklumlah, masing-masing sibuk dengan pengajian mereka. Sewaktu zaman sekolah dulu, mereka hanya membantu Ustaz Nazlie menjua burger dan nasi lemak untuk santapan malam pelajar. Terasa rindu pula untuk berniaga semula. Burger yang mereka jual dulu bukan setakat murah, malah sedap. Tidak keterlaluan jika aku katakan di sini Triple Cheese Burger di Mac Donald pun kalah.
“Hah! Apa tunggu gik, mok jadi tunggul rah sitok kah? Padah mok nemu Ustaz Nazlie tak, jom lah.”
Di kejauhan, sebuah bas dua tingkat meluncur lagu ke perhentian bas. Terpampang jelas no. 7 pada bas tersebut. Mereka bertiga tersenyum secara spontan. Nampak gayanya, no.7 itu member makna yang mendalam kepada mereka bertiga. Mula terimbau saat-saat manis dan pahit maung sepanjang menggunakan bas no. 7 itu.
“Woi, mok nait kah sik, mun sik mok, bas tok jalan terus”
Lamunan indah bak kayangan mereka terhenti dengan suara garau si konduktor bas. Terpancar ketidakpuasan hati di muka Man.
“Padahlah bebait. Potong stim bena wak eh.”
“Sabar jak lah nya tok, ada ditumbuk ku kak tok.”
“Tikam kei kasut lak, baruk tauk kau ya.”
Ketiga-tiga segera mereka pun menaiki bas dengan wajah yang masam mencuka. Sepanjang perjalanan, mata Man merenung tajam, tepat ke anak mata si konduktor bas itu tadi. Disebabkan gerun dengan renungan maut itu, si konduktor segera menolah kea rah lain dan buat-buat sibuk. Is dan Zaini yang memerhati dari tadi hanya tersenym, puas. Bas no. 7 meluncur dengan lajunya…
Sang mentari memancarkan sirnanya dengan garang dan kejam. Zaini segera mengelap peluh jantan yang memercik di dahi. Baju kolar V yang dipakai basah melecun dek panas yang membakar, mengalahkan ketuhar gelombang mikro. Jam di tangan menunjukkan 1.15 petang. Zaini hanya menggelengkan kepala. “Mana pulak budak seekor ni pergi?” omel Zaini sendirian. Di satu sudut sana, Man yang sedari tadi sudah hilang sabar, mula mencarut seorang diri. Sumpah seranah tidak berhenti-henti meletus dari bibir, bak lava gunung berapi. Orang ramai yang ada di situ kehairanan melihat perihal manusia yang boleh dianggap tidak siuman tu.
Siapa yang tak berang, orang yang ditunggu-tunggu tak juga kunjung tiba semenjak dari pukul 10 pagi tadi. Man yang mukanya merah membara seperti udang bakar duduk sendirian di bangku, mulutnya terkumat-kamit seolah-olah membebel seorang diri. Entah apa yang dituturkan dia pun tak berapa pasti. Kaki yang terpasak di lantai sedari tadi mulai kebas. Nasib baiklah perhentian bas tu lengang. Dapatlah duduk sebentar untuk memanjakan kaki yang mulai terasa bagaikan hendak tercabut.
Akhirnya, tuan empunya diri pun tiba dengan wajah yang selamba, seolah-olah tiada apa yang berlaku. Ini bukan kali pertama dia buat perangai tak senonoh sebegini rupa, sudah entah keberapa kali, tak terhitung jumlahnya. Kalau tak silap, dari zaman sekolah lagi dah. Ingatkan bila dah habis sekolah, perangai dah berubah, rupanya tidak. Zaini hanya mengeluh kecil, maka Man merenung dengan tajam dari jauh. Muka Is tetap seperti tadi, tiada riak rasa bersalah langsung yang tersirat di air mukanya yang sedikit tembam itu.
“Pok, ala…. Sorry lah. Lupak tek, ingat kita gi petang tek” Is tersengih.
“Petang palak utak kau, asa nak tercabut kaki aku tok nunggu kau tauk sik. Dahla dari tadik nunggu kau dari sitok, kedak tunggul jak mek duak.”
Man menghamburkan kata-kata ‘hiberloba’ nya.
“Sikkan ya pun alu nak manas. Ileklah, ku lambat 3 jam jak bah.”
Zaini hanya mampu mengeluh kecil. Bilalah budak ni nak sedar agaknya, getusnya dalam hati. Bukan apa, hari ini mereka akan memulakan bisnes mereka. Idea nak berniaga ni sebenarnya timbul setelah mereka bertemu kembali selepas tiga tahun tidak berjumpa. Almaklumlah, masing-masing sibuk dengan pengajian mereka. Sewaktu zaman sekolah dulu, mereka hanya membantu Ustaz Nazlie menjua burger dan nasi lemak untuk santapan malam pelajar. Terasa rindu pula untuk berniaga semula. Burger yang mereka jual dulu bukan setakat murah, malah sedap. Tidak keterlaluan jika aku katakan di sini Triple Cheese Burger di Mac Donald pun kalah.
“Hah! Apa tunggu gik, mok jadi tunggul rah sitok kah? Padah mok nemu Ustaz Nazlie tak, jom lah.”
Di kejauhan, sebuah bas dua tingkat meluncur lagu ke perhentian bas. Terpampang jelas no. 7 pada bas tersebut. Mereka bertiga tersenyum secara spontan. Nampak gayanya, no.7 itu member makna yang mendalam kepada mereka bertiga. Mula terimbau saat-saat manis dan pahit maung sepanjang menggunakan bas no. 7 itu.
“Woi, mok nait kah sik, mun sik mok, bas tok jalan terus”
Lamunan indah bak kayangan mereka terhenti dengan suara garau si konduktor bas. Terpancar ketidakpuasan hati di muka Man.
“Padahlah bebait. Potong stim bena wak eh.”
“Sabar jak lah nya tok, ada ditumbuk ku kak tok.”
“Tikam kei kasut lak, baruk tauk kau ya.”
Ketiga-tiga segera mereka pun menaiki bas dengan wajah yang masam mencuka. Sepanjang perjalanan, mata Man merenung tajam, tepat ke anak mata si konduktor bas itu tadi. Disebabkan gerun dengan renungan maut itu, si konduktor segera menolah kea rah lain dan buat-buat sibuk. Is dan Zaini yang memerhati dari tadi hanya tersenym, puas. Bas no. 7 meluncur dengan lajunya…
October 10, 2010
Lagu Rakyat Negeri Sarawak
Oh……
Puteri Santubong,
Sejinjang sayang,
Kisah lama, Zaman mensia maya.
Puteri Santubong, Puteri Sejinjang,
Penjaga gunung Negeri Sarawak,
Manis sik ada dapat dilawan,
Anak dak Dewa turun kayangan.
Oh……
Santubong puteri bertenun kain malam,
Oh……
Sejinjang puteri menumbuk padi siang.
Satu ari nya duak kelaik,
Beranok anok sik renti-renti,
Sorang madah dirik bagus agik,
Sorang sik ngalah walau sampei ke mati.
Udah lejuk nya duak kelaik,
Lalu bertukuk nya duak puteri,
Sejinjang mengayun aluk ke pipi,
Tebik Santubong sampai gituk ari.
Tapi Santubong membalas juak,
Lalu ditikam batang belidak,
Sampei terkena Sejinjang kepala,
Lalu bertabor jadi Pulo Kera.
Kisah Santubong, kisah Sejinjang,
Asal berkawan jadi musuhan,
Kinik tok tinggal jadi kenangan,
Pakei ingatan sepanjang zaman
Puteri Santubong,
Sejinjang sayang,
Kisah lama, Zaman mensia maya.
Puteri Santubong, Puteri Sejinjang,
Penjaga gunung Negeri Sarawak,
Manis sik ada dapat dilawan,
Anak dak Dewa turun kayangan.
Oh……
Santubong puteri bertenun kain malam,
Oh……
Sejinjang puteri menumbuk padi siang.
Satu ari nya duak kelaik,
Beranok anok sik renti-renti,
Sorang madah dirik bagus agik,
Sorang sik ngalah walau sampei ke mati.
Udah lejuk nya duak kelaik,
Lalu bertukuk nya duak puteri,
Sejinjang mengayun aluk ke pipi,
Tebik Santubong sampai gituk ari.
Tapi Santubong membalas juak,
Lalu ditikam batang belidak,
Sampei terkena Sejinjang kepala,
Lalu bertabor jadi Pulo Kera.
Kisah Santubong, kisah Sejinjang,
Asal berkawan jadi musuhan,
Kinik tok tinggal jadi kenangan,
Pakei ingatan sepanjang zaman
Epik Rakyat Sarawak: Puteri Santubong Puteri Sejinjang
Puteri Santubong dan Puteri Sejenjang adalah dua orang puteri dewa kayangan yang mempunyai paras rupa dan kecantikan yang tiada tolok bandingnya ketika itu. Sesiapa sahaja yang memandang pasti akan terpikat. Paras kedua-dua puteri anak dewa dari kayangan itu bagaikan purnama menghias alam, bersinar-sinar bergemerlapan. Alis mata, yang lentik dan ekor mata seperti seroja biru di kolam madu.
Walaupun ketinggian tubuh mereka hanyalah sederhana tetapi suara mereka cukup merdu seperti seruling bambu. Inilah kelebihan yang terdapat pada Puteri Santubong dan Puteri Sejenjang. Kehidupan Puteri Santubong dan Puteri Sejenjang amat mesra sekali. Mereka diibaratkan adik-beradik kembar. Senyuman dan kegembiraan sentiasa bermain dibibir. Bergurau dan bersenda tidak lekang daripada keduanya. Mereka sentiasa sepakat dan sekata. Demikianlah kehidupan yang mereka lalui setiap hari.
“Sejinjang, lepas seleseia molah kerja kita duak tok, kita bermain-main, maok sik?” Tanya Puteri Santubong kepada Puteri Sejenjang yang asyik menumbuk padi.
“Aoklah. Tapi kita maok main apa?” balas Puteri Sejenjang.
“Kita main tapok-tapok rah taman bunga rah halaman sinun. Lekak ya kita petik bunga-bunga nak dah mekar rah taman.”
“Aoklah Santubong! Udah lamak juak kita sik metik bunga-bunga rah taman ya.”
Menantikan saat itu, kedua-duanya meneruskan pekerjaan masing-masing hingga selesai.
Pekerjaan Puteri Santubong dari siang hingga malam hanyalah menenun kain. Manakala Puteri Sejenjang pula asyik dengan menumbuk padi.
Pada suatu hari, ketika Puteri Santubong leka menenun kain dan Puteri Sejenjang asyik menumbuk padi, berbual-buallah mereka tentang kecantikan diri masing-masing. Mereka memuji-muji tentang kelebihan diri sendiri.
“Sejinjang! Kitak nangga sik dirik kamek nak serba sik cacat to!k Dengan duduk menenun kedak tok, kamek dapat menjaga kerampingan pinggang kamek tok. Kamek pasti suatu hari kelak, bila anak raja sampai ke sitok, nya akan melamar dan mengahwini kamek. Aduh! Betapa bahagianya saat ya, Sejinjang?” Tanya Santubong kepada Sejenjang yang asyik menumbuk padi.
Puteri Santubong terus memuji-muji akan kecantikan dirinya. “Bila kamek udah diam rah istana kelak, mesti sidak dayang mengelilingi kamek, sambil menyikat-nyikat rambut kamek nak mengurai tok. Kelak sidak akan madah, toklah anak dewa kayangan yang paling cantik pernah sidak nemu. Saat ya kameklah tuan puteri yang paling cantik rah dunia tok.”
Puteri Sejenjang yang asyik menumbuk padi mulai merasa marah dan cuba menentang kata-kata Puteri Santubong yang menganggap dirinya sahajalah yang paling cantik. Puteri Sejenjang menyatakan dirinya yang paling cantik dan rupawan. Kecantikannya mengalahi paras rupa Puteri Santubong.
“Sikkah kitak tauk Santubong? Dengan cara berdiri menumbuk padi camtok menjadikan tubuh kamek tok , kuat dan tegap. Subur menawan. Leher pun jinjang. Betis bagaikan bunting padi.”
“Dengan menumbuk padi to kjuak jari-jemariku halus dan lengan kamek tok terasa tegap daripada kitak nak asyik bongkok menenun kain. Entah nanti, kitak cepat gik rebah ke bumi. Takut anak raja ya melamar kamek dolok,” balas Puteri Sejenjang.
Mendengar kata-kata Puteri Sejenjang, Puteri Santubong enggan mengalah. Puteri Sejenjang juga pantang menyerah. Masing-masing mahu dipuji. Akhirnya, pertengkaran antara Puteri Santubong dan Puteri Sejenjang semakin hangat. Masing-masing tidak dapat mengawal perasaan mereka lagi. Pertengkaran antara keduanya berlarutan.
Daripada nada suara yang rendah bertukar menjadi lantang sambil mencaci-caci dan menghina antara satu dengan yang lain.
“Sejinjang! Mun asyik megang antan, iboh harap betis kitak ya akan jadi bunting padi. Takut lemak sik berisi. Gara-gara antan ya juaklah jari-jemari kitak ya, kesat dan kasar. Sik seperti jari-jemari kamek tok nak halus dan runcing,” kata Puteri Santubong dengan bangga.
Dengan perasaan penuh dendam dan dengan amat marah, Puteri Sejenjang hilang sabar lalu menyerang Puteri Santubong dengan antan di tangan. Ayunan pukulan Puteri Sejenjang amat kuat dan cepat, lalu terkenalah ke pipi Puteri Santubong yang sedang duduk menenun kain. Menjeritlah Puteri Santubong kerana kesakitan. Puteri Santubong bertambah marah. Puteri Santubong juga tidak berdiam diri, lantas menikam Puteri Sejenjang dengan batang belidah yang ada dalam genggamannya. Tikaman itu tepat ke arah kepala Puteri Sejenjang dan menembusinya. Maka menjeritlah pula Puteri Sejenjang sekuat-kuatnya akibat kesakitan tikaman tersebut. Berakhirlah sebuah persahabatan dan persaudaraan yang telah dijalin oleh mereka selama ini.
Kononnya akibat pergaduhan dan ayunan antan puteri Sejenjang yang terkena ke pipi Puteri Santubong menyebabkan Gunung Santubong telah terpecah menjadi dua seperti yang dilihat pada hari ini. Demikian juga dengan tikaman batang belidah oleh Puteri Santubong yang mengenai tepat ke kepala Puteri Sejenjang, menyebabkan Bukit Sejenjang pecah bertaburan menjadi pulau-ulau kecil berhampiran Gunung Santubong.
Kisah sedih di antara Puteri Santubong dan Puteri Sejenjang akhirnya menjadi kenangan dan ingatan rakyat Sarawak. Maka lahirlah lagenda Puteri Santubong dan Puteri Sejenjang yang kita dengar sehingga ke hari ini.
Walaupun ketinggian tubuh mereka hanyalah sederhana tetapi suara mereka cukup merdu seperti seruling bambu. Inilah kelebihan yang terdapat pada Puteri Santubong dan Puteri Sejenjang. Kehidupan Puteri Santubong dan Puteri Sejenjang amat mesra sekali. Mereka diibaratkan adik-beradik kembar. Senyuman dan kegembiraan sentiasa bermain dibibir. Bergurau dan bersenda tidak lekang daripada keduanya. Mereka sentiasa sepakat dan sekata. Demikianlah kehidupan yang mereka lalui setiap hari.
“Sejinjang, lepas seleseia molah kerja kita duak tok, kita bermain-main, maok sik?” Tanya Puteri Santubong kepada Puteri Sejenjang yang asyik menumbuk padi.
“Aoklah. Tapi kita maok main apa?” balas Puteri Sejenjang.
“Kita main tapok-tapok rah taman bunga rah halaman sinun. Lekak ya kita petik bunga-bunga nak dah mekar rah taman.”
“Aoklah Santubong! Udah lamak juak kita sik metik bunga-bunga rah taman ya.”
Menantikan saat itu, kedua-duanya meneruskan pekerjaan masing-masing hingga selesai.
Pekerjaan Puteri Santubong dari siang hingga malam hanyalah menenun kain. Manakala Puteri Sejenjang pula asyik dengan menumbuk padi.
Pada suatu hari, ketika Puteri Santubong leka menenun kain dan Puteri Sejenjang asyik menumbuk padi, berbual-buallah mereka tentang kecantikan diri masing-masing. Mereka memuji-muji tentang kelebihan diri sendiri.
“Sejinjang! Kitak nangga sik dirik kamek nak serba sik cacat to!k Dengan duduk menenun kedak tok, kamek dapat menjaga kerampingan pinggang kamek tok. Kamek pasti suatu hari kelak, bila anak raja sampai ke sitok, nya akan melamar dan mengahwini kamek. Aduh! Betapa bahagianya saat ya, Sejinjang?” Tanya Santubong kepada Sejenjang yang asyik menumbuk padi.
Puteri Santubong terus memuji-muji akan kecantikan dirinya. “Bila kamek udah diam rah istana kelak, mesti sidak dayang mengelilingi kamek, sambil menyikat-nyikat rambut kamek nak mengurai tok. Kelak sidak akan madah, toklah anak dewa kayangan yang paling cantik pernah sidak nemu. Saat ya kameklah tuan puteri yang paling cantik rah dunia tok.”
Puteri Sejenjang yang asyik menumbuk padi mulai merasa marah dan cuba menentang kata-kata Puteri Santubong yang menganggap dirinya sahajalah yang paling cantik. Puteri Sejenjang menyatakan dirinya yang paling cantik dan rupawan. Kecantikannya mengalahi paras rupa Puteri Santubong.
“Sikkah kitak tauk Santubong? Dengan cara berdiri menumbuk padi camtok menjadikan tubuh kamek tok , kuat dan tegap. Subur menawan. Leher pun jinjang. Betis bagaikan bunting padi.”
“Dengan menumbuk padi to kjuak jari-jemariku halus dan lengan kamek tok terasa tegap daripada kitak nak asyik bongkok menenun kain. Entah nanti, kitak cepat gik rebah ke bumi. Takut anak raja ya melamar kamek dolok,” balas Puteri Sejenjang.
Mendengar kata-kata Puteri Sejenjang, Puteri Santubong enggan mengalah. Puteri Sejenjang juga pantang menyerah. Masing-masing mahu dipuji. Akhirnya, pertengkaran antara Puteri Santubong dan Puteri Sejenjang semakin hangat. Masing-masing tidak dapat mengawal perasaan mereka lagi. Pertengkaran antara keduanya berlarutan.
Daripada nada suara yang rendah bertukar menjadi lantang sambil mencaci-caci dan menghina antara satu dengan yang lain.
“Sejinjang! Mun asyik megang antan, iboh harap betis kitak ya akan jadi bunting padi. Takut lemak sik berisi. Gara-gara antan ya juaklah jari-jemari kitak ya, kesat dan kasar. Sik seperti jari-jemari kamek tok nak halus dan runcing,” kata Puteri Santubong dengan bangga.
Dengan perasaan penuh dendam dan dengan amat marah, Puteri Sejenjang hilang sabar lalu menyerang Puteri Santubong dengan antan di tangan. Ayunan pukulan Puteri Sejenjang amat kuat dan cepat, lalu terkenalah ke pipi Puteri Santubong yang sedang duduk menenun kain. Menjeritlah Puteri Santubong kerana kesakitan. Puteri Santubong bertambah marah. Puteri Santubong juga tidak berdiam diri, lantas menikam Puteri Sejenjang dengan batang belidah yang ada dalam genggamannya. Tikaman itu tepat ke arah kepala Puteri Sejenjang dan menembusinya. Maka menjeritlah pula Puteri Sejenjang sekuat-kuatnya akibat kesakitan tikaman tersebut. Berakhirlah sebuah persahabatan dan persaudaraan yang telah dijalin oleh mereka selama ini.
Kononnya akibat pergaduhan dan ayunan antan puteri Sejenjang yang terkena ke pipi Puteri Santubong menyebabkan Gunung Santubong telah terpecah menjadi dua seperti yang dilihat pada hari ini. Demikian juga dengan tikaman batang belidah oleh Puteri Santubong yang mengenai tepat ke kepala Puteri Sejenjang, menyebabkan Bukit Sejenjang pecah bertaburan menjadi pulau-ulau kecil berhampiran Gunung Santubong.
Kisah sedih di antara Puteri Santubong dan Puteri Sejenjang akhirnya menjadi kenangan dan ingatan rakyat Sarawak. Maka lahirlah lagenda Puteri Santubong dan Puteri Sejenjang yang kita dengar sehingga ke hari ini.
3G!: Gamma Gempak Giler! [Modul I]
Suasana kelas riuh mengalahkan suasana di shopping mall semasa Mega Sale atau Year End Sale a.k.a YES! Yang perempuannya sibuk mengumpat sesama sendiri, macam-macam berita yang dihebahkan, dari sekecil-kecil hal hinggalah sebesar-besar hal. Lagakanya mengalahkan skuad Fuhhh!!!, Melodi dan Terjah! pula. Biarpun akses wireless sukar untuk didapati di sekolah itu, namun 'internet bergerak' tetap berjaya menerobos masuk ke dalam 'inbox' setiap pelajar. Daripada sumber mana mereka dapat berita tu, Tuhan saja yang tahu. Entah benar entah tidak, entah betul entah salah, tidak pula diselidiki. Yang malu, insan yang diaibkan. Sampaaikan ada yang memakai topeng opera cina untuk menutup wajah yang keblushingan itu. Yang lelaki pula, semua berkumpul di sudut belakang, bercerita tentang perang, bola, games dan smestinya perempuan. Nama pun lelaki kan. Di sudut lain, ada juga couple yang sedang tangkap lentok dantangkap leleh, hinggakan air liur basi yang meleleh keluar bagaikan biawak komodo kelaparan pun tak sedar. Pabila mata bertentang mata, jiwa bersatu semula. Ceh, macam main jigsaw puzzle pulak dah. Nanti break lain pulak cerita mereka ni. Ada juga yang sibuk menyiapkan modul Addmath yang Mr Lim berikan sebentar tadi. Fulamak, rajin gila tahap gaban mereka ni...
Di kejauhan, kedengaran bunyi kunci dan derapan tapak kasut yang begitu sinonim sekali di pendengaran waraga Gamma. Saat itulah, jantung yang berbunga sedari tadi bagaikan ditimpa ribut Katrina, peluh pula menitik ke muka dengan selambanya. Muncullah satu figura yang amat digeruni di SainsKu, siapa lagi kalau bukan Mr Lim. Bunyi kuncinya ibarat emergency alarm menandakan bahaya sedang mara ke hadapan. Simtom-simtom ini adalah kebiasaan bagi warga Sainsku amnya, dan warga Gamma khususnya. Lagu Differentiation dan Intergration yand dikomposnya begitu indah sekali seni katanya, mungkin boleh menempah tiket akhir Juara Lagu. Kalau tidak pun, sekadar nominasi Anugerah Indusri Muzik ataupun Anugerah Planet Muzik. Suaranya yang lantang, menggerunkan sesiapa yang mendengarnya. Ada juga yang merasa jantungnya seolah-olah ingin tercabut dari tangkainya.
Tapi, dia hanya lalu sahaja. Jelingan tajamnya menusuk ke dada, bagaikan memberi amaran supaya menyiapkan homework yang diberikan. Jika tidak, padahlah jawabnya. Setelah beliau beliau berlalu pergi, semua menghela nafas lega. Semua mukatampak pucat, seakan - akan menyaksiakan maut di hadapan mereka, seperti Final Destination. Kini, kelas yang tenang aman dan tenteram kemnbali bingit. Burung-burung yang terbang berhampiran ketakutan dan terbang bertempiaran. Mana-mana binatang yang tak tertahan dek kebisingan yang boleh mencecah 10 ribu dB dan mampu mencarikkan gegendang telinga itu, akan terkena sawan bunyi dan koma sepanjang hari. Alahai kesiannya...
Pengembaraan Bermula...???
"Allahu Akbar! Allahu Akbar..."
Laugan azan penuh gema memenuhi ruang metropolis Melewar. Kelihatan kapsul-kapsul berkumpul di perkarangan Masjid Atmosfera Iman. Bagi yang berniaga pula, masing-masing menutup kafe dan hypermarket masing-masing bagi menghormati Solat Jumaat. Setelah selesai solat Jumaat dan pulang ke rumah, Pak Wan snggah sebentar ke sebuah surau klasik yang dipelihara untuk dijadikan tapak warisan dunia UNESCO. Bangunan yang sedikit usang itu memberi satu memori indah yang takkan lekang dari ingatannya sampai bila-bila...
40 Tahun lalu...
Sekumpulan anak muda meredah bahang panas mentari di siang hari. Pengembaraan yang penuh ranjau dan liku, agak sukar untuk direntas bagi yang mempunyai masalah kesihatan seperti kentut berdarah. Akan tetapi sekumpulan anak muda ini tetap sabar, sabar,sabar…. Dan sabar telah ke klimaksnya!!! Insan yang lalu sekadar bertanya soalan yang agak klise pada penngamatan saya. Bak kata orang kampung, common sense yakni " Bas tak datang ke?" (Bai, kalo bas datang, takdelah kami nak terkial-kial berjalan kaki kot.) Di kejauhan, sayup-sayup kedengaran suara khatib menyampaakan khutbahnya, namun perjalanan tampak masih jauh. Peluh-peluh jantan mula memercik di dahi dan mengalir deras seperti air terjun Niagara, membasahi baju Melayu yang baru digunakan untuk raya yang lalu.
Pada mulanya, ramai juga yang berjalan kaki ke sana bagaikan kontingen yang membuat lintas hormat di Asian School Games. Malah, nun di hadapan sana, Fahmi dan Saiful sudahpun memulakann jejak mereka. Di garisan permulaan lagi, Aizzaq telah melanggar perjanjian apabila menaiki kereta sedangkan dialah insan yang paling bersemangat jitu memimpin kami untuk hanya berjalan kaki ke sana. Kemudian, satu per satu tersingkir dan dibawa pergi oleh kenderaan lain. Akhirnya, tinggalllah lmna orang anak muda kacak bergaya; Idris, Daus, Zoul, Azwan dan Izzat melangkahkan kaki dengan longlainya menuju ke rumah Allah di kejauhan sana. Perjalanan yang tidak begitu jauh terasa bagaikan berbatu - batu nautika jauhnya, ditambah pula kehangatan mentari yang lebih panas daripada kepanasan di Gurun Sahara. Berkat kesabaran dan kehenseman lima anak muda ini, akhirnya tiba juga ke destinasi biarpun jemaah sudah memasuki rakaat kedua. Dengan kudrat yang masih berbaki, mereka sudahi jua solat Jumaat itu walau masbuk sekalipun.
Selepas salam kedua diberi, terfikir di benak; "Takkan nak berjalan kaki lagi kot, dah panas giler nih". Namun, mereka gagahi jua. Namun ternyata, giliran Daus dan Idris pula yang melanggar ikat setia apabila menaiki kereta. Tinggallah mereka bertiga sahaja. Di saat menghampiri garisan penamat, Izzat pula mengundurkan diri apabla menaiki motosikal senior yang disanjungi. Tinggallah dua insan yang haru - biru itu meredah ke garisan penamat.
Akhirnya, kornea mata telah menangkap imej pintu masuk, menandakan garisa penamat semaikn hampir. Zoul hanya mampu mengengsot, seperti hantu dalam filem Suster Ngesot. Azwan pula sudah dapat merasakan segala lemak tepu yang menjadi koleksi selama ini terbakar dan terhapus akhirnya. Kedua-duanya memasuki pintu masuk dengan lagakberjalan di red carpet, biarpun kaki terasa bagaikan hendak tercabut dari badan. Baju dibasahi peluh, seperti baru menikmati sauna di spa , menyebabkan saham dari segi keterampilan merudum. Tiba di kamar, lelah dilepaskan di atas tilam yang empuk.
Kini...
Pak Wan tersandar lesu di kerusi urut Ogawa. Si isteri pula datang sambil membawa dulang berisi lasagna dan lamb chop. Cucu-cucu Pak Wan; Upin, Ipin dan Apin baru tiba. Kini, mudah sahaja, kapsul ekspres kenderaan yang mampu membawa manusia ke mana sahaja mereka igin pergi dengan sepantas kilat, tidak seperti 40 tahun dahulu; terpaksa memerah keringat berjalan kaki ke destinasi yang hendak dituju. Segalaya mudah, tapi timbul satu persoalan yang masih belum terungkai di fikiran Pak Wan sejak dulu lagi. Mengapa manusia masih malas mahu ke masjid atau ke surau untuk mengerjakan solat berjemaah, sedangkansaban tahun, kehidupan mereka semakin mudah malah kini mereka mampu bergerak dengan pantas dan mudah dengan adanya kapsul ekspres? Ternyata, pembangunan mampu meningkatkan daya produkti masyarakat moden namun kurang pula pembangunan insani. Ya Allah, besar sungguh dugaan hambaMu untuk mengerjakan ibadah sujud kepadaMu. Kau peliharalah cucu-cucuku daripada musibah ini nanti. Amin...
Cerita di atas adalah untuk hiburan semata-mata. Watak-watak ini seperti diketahui masih hidup semuanya, Alhamdulillah. Segala kesilapan dalam penggunaan ayat atau frasa dalam cerita ini yang menyinggung perasaan sesiapa amatlah dikesali. Harap maklum.
(Ada ku kesah ker??? ... Hahahaha)
Laugan azan penuh gema memenuhi ruang metropolis Melewar. Kelihatan kapsul-kapsul berkumpul di perkarangan Masjid Atmosfera Iman. Bagi yang berniaga pula, masing-masing menutup kafe dan hypermarket masing-masing bagi menghormati Solat Jumaat. Setelah selesai solat Jumaat dan pulang ke rumah, Pak Wan snggah sebentar ke sebuah surau klasik yang dipelihara untuk dijadikan tapak warisan dunia UNESCO. Bangunan yang sedikit usang itu memberi satu memori indah yang takkan lekang dari ingatannya sampai bila-bila...
40 Tahun lalu...
Sekumpulan anak muda meredah bahang panas mentari di siang hari. Pengembaraan yang penuh ranjau dan liku, agak sukar untuk direntas bagi yang mempunyai masalah kesihatan seperti kentut berdarah. Akan tetapi sekumpulan anak muda ini tetap sabar, sabar,sabar…. Dan sabar telah ke klimaksnya!!! Insan yang lalu sekadar bertanya soalan yang agak klise pada penngamatan saya. Bak kata orang kampung, common sense yakni " Bas tak datang ke?" (Bai, kalo bas datang, takdelah kami nak terkial-kial berjalan kaki kot.) Di kejauhan, sayup-sayup kedengaran suara khatib menyampaakan khutbahnya, namun perjalanan tampak masih jauh. Peluh-peluh jantan mula memercik di dahi dan mengalir deras seperti air terjun Niagara, membasahi baju Melayu yang baru digunakan untuk raya yang lalu.
Pada mulanya, ramai juga yang berjalan kaki ke sana bagaikan kontingen yang membuat lintas hormat di Asian School Games. Malah, nun di hadapan sana, Fahmi dan Saiful sudahpun memulakann jejak mereka. Di garisan permulaan lagi, Aizzaq telah melanggar perjanjian apabila menaiki kereta sedangkan dialah insan yang paling bersemangat jitu memimpin kami untuk hanya berjalan kaki ke sana. Kemudian, satu per satu tersingkir dan dibawa pergi oleh kenderaan lain. Akhirnya, tinggalllah lmna orang anak muda kacak bergaya; Idris, Daus, Zoul, Azwan dan Izzat melangkahkan kaki dengan longlainya menuju ke rumah Allah di kejauhan sana. Perjalanan yang tidak begitu jauh terasa bagaikan berbatu - batu nautika jauhnya, ditambah pula kehangatan mentari yang lebih panas daripada kepanasan di Gurun Sahara. Berkat kesabaran dan kehenseman lima anak muda ini, akhirnya tiba juga ke destinasi biarpun jemaah sudah memasuki rakaat kedua. Dengan kudrat yang masih berbaki, mereka sudahi jua solat Jumaat itu walau masbuk sekalipun.
Selepas salam kedua diberi, terfikir di benak; "Takkan nak berjalan kaki lagi kot, dah panas giler nih". Namun, mereka gagahi jua. Namun ternyata, giliran Daus dan Idris pula yang melanggar ikat setia apabila menaiki kereta. Tinggallah mereka bertiga sahaja. Di saat menghampiri garisan penamat, Izzat pula mengundurkan diri apabla menaiki motosikal senior yang disanjungi. Tinggallah dua insan yang haru - biru itu meredah ke garisan penamat.
Akhirnya, kornea mata telah menangkap imej pintu masuk, menandakan garisa penamat semaikn hampir. Zoul hanya mampu mengengsot, seperti hantu dalam filem Suster Ngesot. Azwan pula sudah dapat merasakan segala lemak tepu yang menjadi koleksi selama ini terbakar dan terhapus akhirnya. Kedua-duanya memasuki pintu masuk dengan lagakberjalan di red carpet, biarpun kaki terasa bagaikan hendak tercabut dari badan. Baju dibasahi peluh, seperti baru menikmati sauna di spa , menyebabkan saham dari segi keterampilan merudum. Tiba di kamar, lelah dilepaskan di atas tilam yang empuk.
Kini...
Pak Wan tersandar lesu di kerusi urut Ogawa. Si isteri pula datang sambil membawa dulang berisi lasagna dan lamb chop. Cucu-cucu Pak Wan; Upin, Ipin dan Apin baru tiba. Kini, mudah sahaja, kapsul ekspres kenderaan yang mampu membawa manusia ke mana sahaja mereka igin pergi dengan sepantas kilat, tidak seperti 40 tahun dahulu; terpaksa memerah keringat berjalan kaki ke destinasi yang hendak dituju. Segalaya mudah, tapi timbul satu persoalan yang masih belum terungkai di fikiran Pak Wan sejak dulu lagi. Mengapa manusia masih malas mahu ke masjid atau ke surau untuk mengerjakan solat berjemaah, sedangkansaban tahun, kehidupan mereka semakin mudah malah kini mereka mampu bergerak dengan pantas dan mudah dengan adanya kapsul ekspres? Ternyata, pembangunan mampu meningkatkan daya produkti masyarakat moden namun kurang pula pembangunan insani. Ya Allah, besar sungguh dugaan hambaMu untuk mengerjakan ibadah sujud kepadaMu. Kau peliharalah cucu-cucuku daripada musibah ini nanti. Amin...
Cerita di atas adalah untuk hiburan semata-mata. Watak-watak ini seperti diketahui masih hidup semuanya, Alhamdulillah. Segala kesilapan dalam penggunaan ayat atau frasa dalam cerita ini yang menyinggung perasaan sesiapa amatlah dikesali. Harap maklum.
(Ada ku kesah ker??? ... Hahahaha)
September 29, 2010
Awan Nano - Hafiz
Lihat ke arah sana
Serakan warna dan berarakan
Awan
Pabila terik panas
Segera hadirnya memayungi diri
Pabila kau dahaga
Sesegera turun hujan melimpahkan kasihnya
Pabila kau katakan
Akulah awan itu yang kau mahu
Begitulah awan nano
Setia melindungi diri
Tika panas mencuba menggores pipi
Dan bibirmu
Begitulah awan nano
Sering saja tak terduga hadir
Dan tak akan tercapai jejarimu
Kasihnya
Kasih tiada banding
Setia tiada tara
Bagaimanapun jua
Awan kekasih sebenarmu sayang
Walaupun tak akan tercapai jejarimu
Lihat diriku ini
Yang sesekali pernah kau bagaikan awan
Sehingga tak mungkin terlupa
Berikan belas sedari dulu
Sehingga tak mungkin termampu saksi
Setitis pun air matamu kasihku
Sehingga kau katakan
Akulah awan itu yang kau rindu
Akulah awanmu yang sedia
Melindungi dirimu tika panas mencuba menggores pipi
Dan bibirmu
Akulah awanmu yang sering kau rindu
Dan tak terduga hadirmu walau tak tercapai jejarimu
Kasihku
Kasih tiada banding setia tiada tara
Bagaimanapun jua
Aku pelindung dirimu sayang
Walaupun tak akan tercapai jejarimu
Begitulah awan nano
Setia melindungi diri tika panas mencuba menggores pipi
Dan bibirmu
Begitulah awan nano
Sering saja tak terduga hadir
Dan tak akan tercapai jejarimu
Kasihku
Kasih tiada banding setia tiada tara
Bagaimanapun jua
Aku pelindung dirimu sayang
Walaupun tak akan tercapai jejarimu
Serakan warna dan berarakan
Awan
Pabila terik panas
Segera hadirnya memayungi diri
Pabila kau dahaga
Sesegera turun hujan melimpahkan kasihnya
Pabila kau katakan
Akulah awan itu yang kau mahu
Begitulah awan nano
Setia melindungi diri
Tika panas mencuba menggores pipi
Dan bibirmu
Begitulah awan nano
Sering saja tak terduga hadir
Dan tak akan tercapai jejarimu
Kasihnya
Kasih tiada banding
Setia tiada tara
Bagaimanapun jua
Awan kekasih sebenarmu sayang
Walaupun tak akan tercapai jejarimu
Lihat diriku ini
Yang sesekali pernah kau bagaikan awan
Sehingga tak mungkin terlupa
Berikan belas sedari dulu
Sehingga tak mungkin termampu saksi
Setitis pun air matamu kasihku
Sehingga kau katakan
Akulah awan itu yang kau rindu
Akulah awanmu yang sedia
Melindungi dirimu tika panas mencuba menggores pipi
Dan bibirmu
Akulah awanmu yang sering kau rindu
Dan tak terduga hadirmu walau tak tercapai jejarimu
Kasihku
Kasih tiada banding setia tiada tara
Bagaimanapun jua
Aku pelindung dirimu sayang
Walaupun tak akan tercapai jejarimu
Begitulah awan nano
Setia melindungi diri tika panas mencuba menggores pipi
Dan bibirmu
Begitulah awan nano
Sering saja tak terduga hadir
Dan tak akan tercapai jejarimu
Kasihku
Kasih tiada banding setia tiada tara
Bagaimanapun jua
Aku pelindung dirimu sayang
Walaupun tak akan tercapai jejarimu
Hanyut-Faizal Tahir
Harus bagaimana lagi
Dan terus begini
Dengarkan aku
Lihat ke mataku
Cukup sudah kau menghukum
Salahku tetap salahku
Benarkan ku berbicara
Agar bisa pulih semua
Namun harus sampai bila
Kau kan diam seribu bahasa
Chorus
Maafkanlah ku tak bisa hidup tanpa kamu
Fahamilah ku tak mampu terus tanpa kamu
Bagaimana ku nanti
Bila tiada mengganti
Yang ku ada hanya kamu saja
Saat mata terpejam
Hanya kau ku terbayang
Menghapus semua segala rasa di jiwaku
Saat mata terbuka
Kamulah yang pertama
Tak mampu aku
Bayangkan
Hidup tanpa dirimu
Ulang Chorus
Aku memang bersalah
Selalu saja mengabaikan mu
Dan tapi dah ku sedari
Segala perit kau lalui
Ku terlupa kau terluka
Dan memang selalu
Aku bersalah
Selalu saja mengabaikan mu
Meninggalkan mu
Dan tetapi itulah aku sedari
Segala perit yang kau lalui
Kerna diriku yang terus hanyut
Maafkanlah ku tak bisa hidup tanpa kamu
Bagaimana ku nanti
Bila tiada mengganti
Yang ku ada hanya kamu saja
Bagaimana ku nanti
Bila kau tak di sisi
Yang ku ada hanya kamu saja
Dan terus begini
Dengarkan aku
Lihat ke mataku
Cukup sudah kau menghukum
Salahku tetap salahku
Benarkan ku berbicara
Agar bisa pulih semua
Namun harus sampai bila
Kau kan diam seribu bahasa
Chorus
Maafkanlah ku tak bisa hidup tanpa kamu
Fahamilah ku tak mampu terus tanpa kamu
Bagaimana ku nanti
Bila tiada mengganti
Yang ku ada hanya kamu saja
Saat mata terpejam
Hanya kau ku terbayang
Menghapus semua segala rasa di jiwaku
Saat mata terbuka
Kamulah yang pertama
Tak mampu aku
Bayangkan
Hidup tanpa dirimu
Ulang Chorus
Aku memang bersalah
Selalu saja mengabaikan mu
Dan tapi dah ku sedari
Segala perit kau lalui
Ku terlupa kau terluka
Dan memang selalu
Aku bersalah
Selalu saja mengabaikan mu
Meninggalkan mu
Dan tetapi itulah aku sedari
Segala perit yang kau lalui
Kerna diriku yang terus hanyut
Maafkanlah ku tak bisa hidup tanpa kamu
Bagaimana ku nanti
Bila tiada mengganti
Yang ku ada hanya kamu saja
Bagaimana ku nanti
Bila kau tak di sisi
Yang ku ada hanya kamu saja
August 12, 2010
Kisah sedih 3 Sahabat
atiga orang sahabat Ali, Abu dan Mamat, yang tinggal serumah di sebuah apartment setinggi 60 tingkat. Pada suatu petang setelah tamat bertugas, mereka pulang ke rumah. Dilihatnya ramai orang sedang berkerumun di depan lif. Rupanya elektrik padam dan lif tidak berfungsi.
Ali: Macam mana ni... rumah kita atas sekali pulak tu?
Abu: Aduhhhh... bikin bingung kepala, nak panjat tangga larat ke?
Mamat: Aku rasa, baik kita panjat tangga aje... kita pun tak tahu bila agaknya elektrik ada balik.
Ali: Aku ada satu idea, kita panjat tangga sambil bercerita, tapi kita kena bercerita yang sedih saja, sebab kalau kita buat cerita lawak,kita akan terasa sesak nafas sebab kita ketawa. Biar kita serius dengar cerita.
Mereka pun bersetuju, jadi mereka mulalah melangkah kaki memanjat tangga untuk ke tingkat 60. Ali mula bercerita.
Ali: Aku masa kecil punyalah sedih dalam sejarah hidupku. Aku membesar tanpa bapa, bapaku meninggal semasa aku dalam kandungan, dari kecil aku... bla bla bla bla bla...
Punyalahsedih mereka mendengar cerita si Ali hingga meleleh-leleh air mata, sedar tak sedar mereka dah sampai kat tingkat 20. Mereka berhenti sekejapbukannya kerana penat tapi berhenti untuk lap air mata, kemudian merekakembali memanjat sambil Abu pula bercerita.
Abu: Sejarah hidup aku lagi sedih, semasa umur aku 5 tahun kedua ibubapaku meninggal dalam kemalangan jalan raya. Aku dibesarkan oleh abangsulung ku saja yang pada masa tu berumur 15 tahun. Abang sulung ku takbersekolah dan dia bekerja untuk menyara aku adik beradik seramai 4orang... bla bla bla bla...
Sekalilagi mereka bertiga meleleh sedih... punyalah lama si Abu bercerita,sedar tak sedar mereka dah sampai ke tingkat 55. Hanya 5 tingkat sajalagi. Sambil melangkah memanjat tangga ke tingkat 56, Mamat mula menyampuk.
Mamat: Alaaaaaa... korang punya cerita tak sedih lagi. Cerita aku lagi sedihhhh punya.
Ali: Kau ada sejarah hidup sedih juga ke?
Mamat: Emmmm... mungkin hari ini dalam sejarah...
Abu: Cerita aje le... kita dah tinggal 4 tingkat je lagi.
Mamat: Aku sedih kerana... KUNCI RUMAH KITA, AKU TERTINGGAL DALAM KERETA.... UWAAAAAA....
Posted by Hidayah Zainudin at 6:47 PM
Ali: Macam mana ni... rumah kita atas sekali pulak tu?
Abu: Aduhhhh... bikin bingung kepala, nak panjat tangga larat ke?
Mamat: Aku rasa, baik kita panjat tangga aje... kita pun tak tahu bila agaknya elektrik ada balik.
Ali: Aku ada satu idea, kita panjat tangga sambil bercerita, tapi kita kena bercerita yang sedih saja, sebab kalau kita buat cerita lawak,kita akan terasa sesak nafas sebab kita ketawa. Biar kita serius dengar cerita.
Mereka pun bersetuju, jadi mereka mulalah melangkah kaki memanjat tangga untuk ke tingkat 60. Ali mula bercerita.
Ali: Aku masa kecil punyalah sedih dalam sejarah hidupku. Aku membesar tanpa bapa, bapaku meninggal semasa aku dalam kandungan, dari kecil aku... bla bla bla bla bla...
Punyalahsedih mereka mendengar cerita si Ali hingga meleleh-leleh air mata, sedar tak sedar mereka dah sampai kat tingkat 20. Mereka berhenti sekejapbukannya kerana penat tapi berhenti untuk lap air mata, kemudian merekakembali memanjat sambil Abu pula bercerita.
Abu: Sejarah hidup aku lagi sedih, semasa umur aku 5 tahun kedua ibubapaku meninggal dalam kemalangan jalan raya. Aku dibesarkan oleh abangsulung ku saja yang pada masa tu berumur 15 tahun. Abang sulung ku takbersekolah dan dia bekerja untuk menyara aku adik beradik seramai 4orang... bla bla bla bla...
Sekalilagi mereka bertiga meleleh sedih... punyalah lama si Abu bercerita,sedar tak sedar mereka dah sampai ke tingkat 55. Hanya 5 tingkat sajalagi. Sambil melangkah memanjat tangga ke tingkat 56, Mamat mula menyampuk.
Mamat: Alaaaaaa... korang punya cerita tak sedih lagi. Cerita aku lagi sedihhhh punya.
Ali: Kau ada sejarah hidup sedih juga ke?
Mamat: Emmmm... mungkin hari ini dalam sejarah...
Abu: Cerita aje le... kita dah tinggal 4 tingkat je lagi.
Mamat: Aku sedih kerana... KUNCI RUMAH KITA, AKU TERTINGGAL DALAM KERETA.... UWAAAAAA....
Posted by Hidayah Zainudin at 6:47 PM
July 21, 2010
Rajin Ke Kubur
Pak Mat adalah seorang penduduk sebuah pondok di Selatan Thailand .
Pada pertengahan bulan Mei yang lalu isterinya yang bernama Maznah
telah meninggal dunia kerana diserang penyakit jantung.
Pak Mat yang berusia menjangkau empat puluhan telah diperhatikan oleh
jiran-jirannya agak luar biasa iaitu beliau telah pergi ke kubur
isterinya sebanyak tiga kali sehari. Pak Mat pergi pada waktu pagi,
tengah hari dan petang untuk menyiram kubur isterinya lebih dari dua
minggu secara berterusan. Ada setengah dari jiran dan penduduk
tempatan beranggapan Pak Mat begitu cintakan isterinya.
Seorang saudaranya yang terdekat telah berkata, "Awak ni terlalu sangat
cintakan isteri sehingga sanggup berbuat demikian, yang mana tak ada
siapa lagi di kampung ini buat begitu." Pak Mat menjawab, "sebenarnya
sebelum Maznah hendak menghembuskan nafas yang terakhirnya, beliau
telah berpesan kepada saya, kalau hendak kahwin pun tunggulah sehingga
rumput di kuburnya tumbuh dahulu."
" Oleh yang demikian saya terpaksa siram kuburnya supaya rumput cepat
tumbuh...... "
Pada pertengahan bulan Mei yang lalu isterinya yang bernama Maznah
telah meninggal dunia kerana diserang penyakit jantung.
Pak Mat yang berusia menjangkau empat puluhan telah diperhatikan oleh
jiran-jirannya agak luar biasa iaitu beliau telah pergi ke kubur
isterinya sebanyak tiga kali sehari. Pak Mat pergi pada waktu pagi,
tengah hari dan petang untuk menyiram kubur isterinya lebih dari dua
minggu secara berterusan. Ada setengah dari jiran dan penduduk
tempatan beranggapan Pak Mat begitu cintakan isterinya.
Seorang saudaranya yang terdekat telah berkata, "Awak ni terlalu sangat
cintakan isteri sehingga sanggup berbuat demikian, yang mana tak ada
siapa lagi di kampung ini buat begitu." Pak Mat menjawab, "sebenarnya
sebelum Maznah hendak menghembuskan nafas yang terakhirnya, beliau
telah berpesan kepada saya, kalau hendak kahwin pun tunggulah sehingga
rumput di kuburnya tumbuh dahulu."
" Oleh yang demikian saya terpaksa siram kuburnya supaya rumput cepat
tumbuh...... "
April 28, 2010
DRAMA KING - MEET UNCLE HUSIN ft BLACK
Kali pertama aku mengenalimu
Mahu bersama
Mahu bersama
Raut wajahmu bersih
Meyakinkan hati ini
Aku terpaut
Semua dusta palsu
Aku tertipu
Keperibadianmu
Berubah menurut nafsu
Panggilanmu gelaranmu
Baru ku tahu
Chorus
Lakon layarmu hebat
Terpukau ku melihat
Isi hati murahan
Sampai bila
Kau mahu tersesat
Tidak kau penat
Hidup penuh muslihat
Mahkotamu Raja Drama
Kau masih berpura-pura
Kata-katamu hanya propaganda
Mengejar hijau ungu
Mata kelabu
Ini bukan kau yang pernah ku kenal dulu
Panggilanmu gelaranmu
Baruku tahu
Ulang Chorus
Panggilanmu gelaranmu
Baru ku tahu
Kau bertakhta
Bagai maharaja di atas lembah
Lakon layarmu yang terhebat
Memukau mata melihat
Tidak kau penat
Hidup penuh dengan tipu muslihat
Sampai bila Raja Drama
Sampai bila Raja Drama
Tidak kau penat
Hidup penuh dengan tipu muslihat
Sampai bila Raja Drama
Sampai bila Raja Drama
Tidak kau penat
Hidup penuh dengan tipu muslihat
Mahu bersama
Mahu bersama
Raut wajahmu bersih
Meyakinkan hati ini
Aku terpaut
Semua dusta palsu
Aku tertipu
Keperibadianmu
Berubah menurut nafsu
Panggilanmu gelaranmu
Baru ku tahu
Chorus
Lakon layarmu hebat
Terpukau ku melihat
Isi hati murahan
Sampai bila
Kau mahu tersesat
Tidak kau penat
Hidup penuh muslihat
Mahkotamu Raja Drama
Kau masih berpura-pura
Kata-katamu hanya propaganda
Mengejar hijau ungu
Mata kelabu
Ini bukan kau yang pernah ku kenal dulu
Panggilanmu gelaranmu
Baruku tahu
Ulang Chorus
Panggilanmu gelaranmu
Baru ku tahu
Kau bertakhta
Bagai maharaja di atas lembah
Lakon layarmu yang terhebat
Memukau mata melihat
Tidak kau penat
Hidup penuh dengan tipu muslihat
Sampai bila Raja Drama
Sampai bila Raja Drama
Tidak kau penat
Hidup penuh dengan tipu muslihat
Sampai bila Raja Drama
Sampai bila Raja Drama
Tidak kau penat
Hidup penuh dengan tipu muslihat
YANG TERINDAH (OST ADAMAYA) - DAKMIE
Semenjak kau hadir dalam hidupku
Tiada lagi keresahan
Kau mengetuk pintu hatiku
Tanpa sedar hingga ku izinkan
Kau yang bernama cinta
Kau yang memberi rasa
Kau yang ilhamkan bahagia
Hingga aku terasa indah
Maaf jika ku tidak sempurna
Tika bahagia mula menjelma
Bila keyakinan datang merasa
Kasih disalut dengan kejujuran
Mencintai dirimu
Merindui dirimu
Memiliki dirimu
Hingga akhir hayat bersama kamu
Kau yang bernama cinta
Kau yang memberi rasa
Kau yang ilhamkan bahagia
Hingga aku terasa indah
Kau yang bernama cinta
Hingga aku rasa indah
Tiada lagi keresahan
Kau mengetuk pintu hatiku
Tanpa sedar hingga ku izinkan
Kau yang bernama cinta
Kau yang memberi rasa
Kau yang ilhamkan bahagia
Hingga aku terasa indah
Maaf jika ku tidak sempurna
Tika bahagia mula menjelma
Bila keyakinan datang merasa
Kasih disalut dengan kejujuran
Mencintai dirimu
Merindui dirimu
Memiliki dirimu
Hingga akhir hayat bersama kamu
Kau yang bernama cinta
Kau yang memberi rasa
Kau yang ilhamkan bahagia
Hingga aku terasa indah
Kau yang bernama cinta
Hingga aku rasa indah
SELAMAT MALAM (FAIZAL TAHIR)
Biarkan berlalu
Semua kepedihanmu
Lelapkan matamu
Biarkan mimpi membawamu
Ke mana kau mahu
Selamat malam
Tidurlah sayangku
Siang kan tiba bercahaya
Bermula baru semua untukmu
Biarkan berlabuh tirai kisah semalam
Yang indah itu ada padamu
Dengan setiap impian dan harapan
Selamat malam
Tidurlah sayangku
Siangkan tiba bercahaya
Bermula baru semua untukmu
Kan ku menjadi arjuna dalam mimpi-mimpimu
Kan ku panah tepat ke jiwamu atas nama cintaku
Pari-pari ku utus bawa kau ke sini lagi
Terhapus semua air mata dengan senyuman
Selamat malam sayang
Selamat malam kasih
Selamat malam sayang
Woooo...
Selamat malam sayang
Selamat malam kasih
Selamat malam sayang
Woooo...
Tidurlah sayangku
Siangkan tiba bercahaya
Bermula baru semua untukmu
Selamat malam
Tidurlah sayangku
Semua kepedihanmu
Lelapkan matamu
Biarkan mimpi membawamu
Ke mana kau mahu
Selamat malam
Tidurlah sayangku
Siang kan tiba bercahaya
Bermula baru semua untukmu
Biarkan berlabuh tirai kisah semalam
Yang indah itu ada padamu
Dengan setiap impian dan harapan
Selamat malam
Tidurlah sayangku
Siangkan tiba bercahaya
Bermula baru semua untukmu
Kan ku menjadi arjuna dalam mimpi-mimpimu
Kan ku panah tepat ke jiwamu atas nama cintaku
Pari-pari ku utus bawa kau ke sini lagi
Terhapus semua air mata dengan senyuman
Selamat malam sayang
Selamat malam kasih
Selamat malam sayang
Woooo...
Selamat malam sayang
Selamat malam kasih
Selamat malam sayang
Woooo...
Tidurlah sayangku
Siangkan tiba bercahaya
Bermula baru semua untukmu
Selamat malam
Tidurlah sayangku
April 27, 2010
Pertemuan... (Episod Terakhir)
Angin manja pada pagi itu menghembus lembut. Genevieve mengikat rambutnya yang ikal mayang itu. Sememangnya hidup sebagai seorang peragawati yang terkenal bukanlah mudah. Segala tingkah lakunya sentiasa diperhati. Di ruang tamu, Tiara sedang sibuk mempromosikan produk herbanya kepada rakan-rakan yang lain. Sempat juga mempromosikan jamu Mak Dara dia tu. Riuh jadinya apabila mereka saling tawar menawar.Datin Nana baru saja tiba dari konturnya. Semenjak berkahwin dengan Datuk A, dia semakin bergaya. Almaklumlah, datinlah katakan. Nampaknya perangainya masih belum berubah. Malah, barannya kian menjadi-jadi.Hati Afiq tertawa kecil saat melihat telatah anak-anak Dom dan Ieda. Tiada siapa yang menyangka mereka akan berkahwin. Alih-alih, sekarang dah ada dua anak. Malah, sekarang Ieda sedang mengandungkan anak ketiga mereka. Kini Ieda meninggalkan professionnya dan menumpukan sepenuh perhatian kepada keluarga manakala Dom pula sibuk menguruskan empayar perniagaan milik bapa saudaranya.
Kawasan perumahan Taman Batu Asah yang sedari tadi senyap dan tenang tiba-tiba bertukar riuh dek kebisingan mereka yang dianggarkan melepasi 80Db, boleh barah telinga dibuatnya. Unggas yang terperanjat beruk terbang bertempiaran hinggakan berlanggar sesama sendiri. Lebih menyedihkan, beberapa ekor burung yang tidak berdosa, bertenggek berhampiran dengan rumah Jenn terkena sawan. Kalau dah binatang pun macam tu, manusia apatah lagi. Muthusamy yang berjiran dengan Jenn meminta mereka untuk diam kerana mengganggu ketenteraman jiran yang lain.Empat sekawan; Dom, Apek, Taha dan Bidoi meledakkan ketawa mereka mengalahkan letusan bom Nagasaki dan Hiroshima. Jika dahulu Apek kurus kering kontang, kini kian berisi selepas mencuba produk Weght Gain. Dia baru sahaja memenangi Mr Malaysia dua bulan yang lalu. Taha pula masih melekat dengan gelaran Raja Hibernasinya. Dalam diam, rupa-rupanya Taha ni telah membuka pusat kesihatannya sendiri . Diia ni sebenarnya doktor walaupun keadaannya lebih dua kali lima dengan pesakit. Bidoi pula bertugas di Fire Fly sebagai juruterbang. Memang itulah impiannya sejak kecil iaitu terbang di awan. Wah, macam drama Awan Dania la pula...
Beberapa orang kawan yang lain baru saja tiba dari airport. Syaz baru saja sampai dari Narathiwat, menjenguk bapa mertuanya yang jatuh sakit. Kalau dulu Cuma jadi komanden kadet bomba, sekarang ni dialah Timbalan Ketua Panglima ATM, bukan mesin ATM tau, tapi Angkatan Tentera Malaysia. Fik pula mengambil kesempatan ini untuk pulang ke Lundu. Baru-baru ini, pasukan di bawah pengurusannya, Arsenal telah memenangi Liga Inggeris. Felix pula, baru sebulan turun ke bumi setelah tiga bulan di ISS, menjadikannya angkasawan negara yang ketiga. Dengar khabarnya dia telah bertemu dengan Jadoo, siap minta autograf lagi. Cis, mengalahkan filem Krish...
Di dapur, Estee mengesat matanya yang pedih terkena bawang. Dari dulu sampailah sekarang, dia masih tak tahu memotong bawang. Kalau nak potong bawang pun tak reti, memasak tak payah tanyalah. Patutlah tak ada lelaki yang sangkut. Alamatnya kalau beginilah keadaannya, sampai ke tualah dia tak berlaki. Sim pula sedang mencuci pinggan mangkuk yang kian meninggi seperti Candi Borobudur tu. Sesuai dengan professionalismenya, kini dia bertugas sebagai pensyarah di Cambridge University. Paul, chef di Tandang Sari Restaurant menunjukkan skil memasaknya yang boleh dikatakan setaraf Chef Wan tu. Sesekali kuali itu berapi, api dengan selambanya meyambar tudung Fina yang berlabuhkan labucci tu. Keadaan menjadi kecoh seketika. Memang marahlah si Fina tu, dah macam Red Queen pula dah. Paul hanya mampu tersengih sambil menepuk-nepuk tudungnya yang agak hangus tu. Sejak menjadi CEO sebuah syarikat pembuat coklat, Fina sudah pandai bereksperimen dengan trend. Pernah sekali tu, dia menggayakan fesyen retro hingga dicekup oleh krew Tangkap Muat. Memang buruk tahap infiniti rupanya.
Kereta Proton Exora berwarna metallic blue singgah di halaman rumah. Jethro dan Bob bergegas keluar dari kereta. Jethro, seorang komposer lagu yang tak perlu diperkenalkan lagi. Namanya begitu gah di persada seni. Dia baru saja memenangi Anugerah Juara Lagu baru-baru ni. Bob pula masih tak berubah. Rambutnya yang kerinting bagaikan mi Sedaap tu kekal menjadi trademarknya sampailah sekarang. Tapi, bukan calang-calang tau, Gabenor Bank Negara tu. Keadaan menjadi lebih happening apabila ahli-ahli GBA bertemu kembali. Di satu sudut, Fariz yang sedari tadi begitu asyik mengira hasil jualan kambingnya. Nampaknya, percubaan pertamanya dalam bisnes ni membuahkan hasil yang memberangsangkan. Mendengar riuh di ruang tamu, dia segera meluru ke situ. Rumah Jenn memang luas, banyak bilik pula tu. Silap hari bulan boleh sesat dibuatnya.
Sekarang masa untuk makan. Bau masakan yang mengusik jiwa menerawang ke seluruh rumah. Izzah tanpa segan silunya terus meluru ke meja makan. Almaklumlah, hos Jalan-jalan Cari Makanlah katakan. Patutlah ukur lilit makin bertambah. Zahin masih lagi di luar, membalas mesej buah hati barunya. Hairan sungguh, Cuma dia saja yang belum berkahwin sedangkan yang lain sudah ada yang menimang cahaya mata. Wajahnya yang jambu membuatkan setiap gadis tergila-gilakannya. Mungkin kontroversi yang mengatakannya menjalinkan hubungan sejenis yang tersebar luas menyebabkannya tawar hati untuk berkahwin dalam masa terdekat.
Suara seakan-akan Aidil dalam cerita Nur Kasih memberi salam menerpa ke telinga mereka. Ish, takkanlah Afiq menjemput Fizz Fairuz sekali kot. Semua mata tertumpu ke arah pintu, melihat susuk tubuh yang begitu asing. Oh… Azrul rupanya! Rupa parasnya sungguh berlainan daripada sewaktu di SainsKu dulu. Jika dahulu, badannya sedang-sedang sahaja. Tetapi kini, badannya sudah membesar dan tinggi. Badannya tegap mengalahkan Syazni. Imej Islamiknya pula masih melekat dengan dirinya. Dia baru tiba dari Mesir. Dia baru sahaja selesai menghabiskan phD di Universiti Al-Azhar. Ald menepuk dahinya kerana dia terlupa untuk menjemput Azrul. Patutlah macam tercicir seseorang saja. Nasib baiklah, Azrul sempat menjenguk facebooknya. Izzah yang tengah mencekik terpana seketika melihat ketampanan Azrul, namun dia kembali dengan urusannya apabila tersedar Taha menjleing penuh cemburu dari jauh.
Mentari senja mula melabuhkan tirainya, pancaran sirnanya kian suram menandakan malam bakal menjelma. Fina meminta diri untuk menjemput suaminya yang baru pulang dari outstation di airport. Semenjak dua menjak ini, Fina dan suaminya semakin kerap berjauhan. Suaminya sibuk dengan projek pembinaannya. Baru-baru ini, mereka telah berjaya membina Menara Bakti Murni, bangunan pencakar langit tertinggi di dunia. Nana turut mengiringi Fina keluar setelah drivernya tiba di hadapan rumah. Yang lain, berhasrat untuk bermalam di rumah Jenn memandangkan langit kian gelap. Setelah seharian merkea berkumpul, mereka tertanya-tanya kerana kelibat Azwan langsung tak kelihatan. Padahal, dialah yang selalu memeriahkan suasana. Hanya Afiq dan Jenn saja yang tahu apa yang terjadi kepadanya...
Sepuluh tahun yang lalu...
Afiq membelek-belek surat yang baru diterimanya sebentar lagi. Menurut setiausahanya, surat tersebut telah diserahkan oleh isteri Azwan. Entah mengapa hatinya berdebar-debar ketika membuka sampul surat tersebut. Segala kekusutan kini terlerai setelah sampul surat itu dibuka.
Assalamualaikum,
Ald, masa kau baca surat ni, aku sudah tiada lagi di dunia ini. Sebenarnya, aku sudah lama merancang untuk mengumpulkan semua kawan-kawan 4 Beta ni, tapi nampaknya hajat aku tak kesampaian. Aku sebenarnya dah lama menghidap barah otak, cuma aku tak mahu sesiapa pun tahu termasuklah isteri aku. Sekarang, aku cuma dapat mengharapkan kau untuk meneruskan rancangan aku ni. Sampaikan salam sayang aku kepada kepada mereka semua. Sekian, wasalam.
Azwan
•••
Afiq menggengam kemas surat wasiat tersebut. Alhamdulillah, setelah bertahun-tahun dia mencari kesemua rakan sekelasnya itu, akhirnya wasiat yang diamanahkan telahpun dilaksanakan dengan jayanya. Pelbagai rintangan dan dugaan yang dia depani selama ini. Tempat kerja rakan-rakan yang lain yang begitu jauh dan ada juga yang tinggal di luar negara membuatkan dia hampir-hampir putus asa. Namun, demi melaksanakan wasiat arwah yang terakhir, dia teruskan juga mencari alamat tempat tinggal mereka. Berkat sokongan isteri yang tersayang dan semangatnya yang berkobar-kobar, dia berjaya menemukan kembali kesemua bekas pelajar 4 Beta tersebut. Pada mulanya, mereka begitu keberatan untuk hadir memandangkan mereka terlalu sibuk dengan tugas dan keluarga masing-masing. Walaubagaimanapun, apabila mengenangkan kembali penat lelah Afiq mencari mereka dan bagi menghormati wasiat arwah, mereka akhirnya bersetuju untuk bertemu.
Kini, tiba sudah masa untuk mereka berpisah. Drama air mata bermula mengalahkan penyingkiran pelajar di Debaran AF8. Sebelum berpisah, mereka sempat menziarahi pusara Azwan. Suasana menjadi pilu seketika. Mereka merasakan kehilangan yang begitu besar. Seorang demi seorang beransur pulang. Afiq berasa lega kerana akhirnya dapat melaksanakan amanah yang diberikan oleh arwah. Semoga rohnya dicucuri rahmat...
AL-FATIHAH
Kawasan perumahan Taman Batu Asah yang sedari tadi senyap dan tenang tiba-tiba bertukar riuh dek kebisingan mereka yang dianggarkan melepasi 80Db, boleh barah telinga dibuatnya. Unggas yang terperanjat beruk terbang bertempiaran hinggakan berlanggar sesama sendiri. Lebih menyedihkan, beberapa ekor burung yang tidak berdosa, bertenggek berhampiran dengan rumah Jenn terkena sawan. Kalau dah binatang pun macam tu, manusia apatah lagi. Muthusamy yang berjiran dengan Jenn meminta mereka untuk diam kerana mengganggu ketenteraman jiran yang lain.Empat sekawan; Dom, Apek, Taha dan Bidoi meledakkan ketawa mereka mengalahkan letusan bom Nagasaki dan Hiroshima. Jika dahulu Apek kurus kering kontang, kini kian berisi selepas mencuba produk Weght Gain. Dia baru sahaja memenangi Mr Malaysia dua bulan yang lalu. Taha pula masih melekat dengan gelaran Raja Hibernasinya. Dalam diam, rupa-rupanya Taha ni telah membuka pusat kesihatannya sendiri . Diia ni sebenarnya doktor walaupun keadaannya lebih dua kali lima dengan pesakit. Bidoi pula bertugas di Fire Fly sebagai juruterbang. Memang itulah impiannya sejak kecil iaitu terbang di awan. Wah, macam drama Awan Dania la pula...
Beberapa orang kawan yang lain baru saja tiba dari airport. Syaz baru saja sampai dari Narathiwat, menjenguk bapa mertuanya yang jatuh sakit. Kalau dulu Cuma jadi komanden kadet bomba, sekarang ni dialah Timbalan Ketua Panglima ATM, bukan mesin ATM tau, tapi Angkatan Tentera Malaysia. Fik pula mengambil kesempatan ini untuk pulang ke Lundu. Baru-baru ini, pasukan di bawah pengurusannya, Arsenal telah memenangi Liga Inggeris. Felix pula, baru sebulan turun ke bumi setelah tiga bulan di ISS, menjadikannya angkasawan negara yang ketiga. Dengar khabarnya dia telah bertemu dengan Jadoo, siap minta autograf lagi. Cis, mengalahkan filem Krish...
Di dapur, Estee mengesat matanya yang pedih terkena bawang. Dari dulu sampailah sekarang, dia masih tak tahu memotong bawang. Kalau nak potong bawang pun tak reti, memasak tak payah tanyalah. Patutlah tak ada lelaki yang sangkut. Alamatnya kalau beginilah keadaannya, sampai ke tualah dia tak berlaki. Sim pula sedang mencuci pinggan mangkuk yang kian meninggi seperti Candi Borobudur tu. Sesuai dengan professionalismenya, kini dia bertugas sebagai pensyarah di Cambridge University. Paul, chef di Tandang Sari Restaurant menunjukkan skil memasaknya yang boleh dikatakan setaraf Chef Wan tu. Sesekali kuali itu berapi, api dengan selambanya meyambar tudung Fina yang berlabuhkan labucci tu. Keadaan menjadi kecoh seketika. Memang marahlah si Fina tu, dah macam Red Queen pula dah. Paul hanya mampu tersengih sambil menepuk-nepuk tudungnya yang agak hangus tu. Sejak menjadi CEO sebuah syarikat pembuat coklat, Fina sudah pandai bereksperimen dengan trend. Pernah sekali tu, dia menggayakan fesyen retro hingga dicekup oleh krew Tangkap Muat. Memang buruk tahap infiniti rupanya.
Kereta Proton Exora berwarna metallic blue singgah di halaman rumah. Jethro dan Bob bergegas keluar dari kereta. Jethro, seorang komposer lagu yang tak perlu diperkenalkan lagi. Namanya begitu gah di persada seni. Dia baru saja memenangi Anugerah Juara Lagu baru-baru ni. Bob pula masih tak berubah. Rambutnya yang kerinting bagaikan mi Sedaap tu kekal menjadi trademarknya sampailah sekarang. Tapi, bukan calang-calang tau, Gabenor Bank Negara tu. Keadaan menjadi lebih happening apabila ahli-ahli GBA bertemu kembali. Di satu sudut, Fariz yang sedari tadi begitu asyik mengira hasil jualan kambingnya. Nampaknya, percubaan pertamanya dalam bisnes ni membuahkan hasil yang memberangsangkan. Mendengar riuh di ruang tamu, dia segera meluru ke situ. Rumah Jenn memang luas, banyak bilik pula tu. Silap hari bulan boleh sesat dibuatnya.
Sekarang masa untuk makan. Bau masakan yang mengusik jiwa menerawang ke seluruh rumah. Izzah tanpa segan silunya terus meluru ke meja makan. Almaklumlah, hos Jalan-jalan Cari Makanlah katakan. Patutlah ukur lilit makin bertambah. Zahin masih lagi di luar, membalas mesej buah hati barunya. Hairan sungguh, Cuma dia saja yang belum berkahwin sedangkan yang lain sudah ada yang menimang cahaya mata. Wajahnya yang jambu membuatkan setiap gadis tergila-gilakannya. Mungkin kontroversi yang mengatakannya menjalinkan hubungan sejenis yang tersebar luas menyebabkannya tawar hati untuk berkahwin dalam masa terdekat.
Suara seakan-akan Aidil dalam cerita Nur Kasih memberi salam menerpa ke telinga mereka. Ish, takkanlah Afiq menjemput Fizz Fairuz sekali kot. Semua mata tertumpu ke arah pintu, melihat susuk tubuh yang begitu asing. Oh… Azrul rupanya! Rupa parasnya sungguh berlainan daripada sewaktu di SainsKu dulu. Jika dahulu, badannya sedang-sedang sahaja. Tetapi kini, badannya sudah membesar dan tinggi. Badannya tegap mengalahkan Syazni. Imej Islamiknya pula masih melekat dengan dirinya. Dia baru tiba dari Mesir. Dia baru sahaja selesai menghabiskan phD di Universiti Al-Azhar. Ald menepuk dahinya kerana dia terlupa untuk menjemput Azrul. Patutlah macam tercicir seseorang saja. Nasib baiklah, Azrul sempat menjenguk facebooknya. Izzah yang tengah mencekik terpana seketika melihat ketampanan Azrul, namun dia kembali dengan urusannya apabila tersedar Taha menjleing penuh cemburu dari jauh.
Mentari senja mula melabuhkan tirainya, pancaran sirnanya kian suram menandakan malam bakal menjelma. Fina meminta diri untuk menjemput suaminya yang baru pulang dari outstation di airport. Semenjak dua menjak ini, Fina dan suaminya semakin kerap berjauhan. Suaminya sibuk dengan projek pembinaannya. Baru-baru ini, mereka telah berjaya membina Menara Bakti Murni, bangunan pencakar langit tertinggi di dunia. Nana turut mengiringi Fina keluar setelah drivernya tiba di hadapan rumah. Yang lain, berhasrat untuk bermalam di rumah Jenn memandangkan langit kian gelap. Setelah seharian merkea berkumpul, mereka tertanya-tanya kerana kelibat Azwan langsung tak kelihatan. Padahal, dialah yang selalu memeriahkan suasana. Hanya Afiq dan Jenn saja yang tahu apa yang terjadi kepadanya...
Sepuluh tahun yang lalu...
Afiq membelek-belek surat yang baru diterimanya sebentar lagi. Menurut setiausahanya, surat tersebut telah diserahkan oleh isteri Azwan. Entah mengapa hatinya berdebar-debar ketika membuka sampul surat tersebut. Segala kekusutan kini terlerai setelah sampul surat itu dibuka.
Assalamualaikum,
Ald, masa kau baca surat ni, aku sudah tiada lagi di dunia ini. Sebenarnya, aku sudah lama merancang untuk mengumpulkan semua kawan-kawan 4 Beta ni, tapi nampaknya hajat aku tak kesampaian. Aku sebenarnya dah lama menghidap barah otak, cuma aku tak mahu sesiapa pun tahu termasuklah isteri aku. Sekarang, aku cuma dapat mengharapkan kau untuk meneruskan rancangan aku ni. Sampaikan salam sayang aku kepada kepada mereka semua. Sekian, wasalam.
Azwan
•••
Afiq menggengam kemas surat wasiat tersebut. Alhamdulillah, setelah bertahun-tahun dia mencari kesemua rakan sekelasnya itu, akhirnya wasiat yang diamanahkan telahpun dilaksanakan dengan jayanya. Pelbagai rintangan dan dugaan yang dia depani selama ini. Tempat kerja rakan-rakan yang lain yang begitu jauh dan ada juga yang tinggal di luar negara membuatkan dia hampir-hampir putus asa. Namun, demi melaksanakan wasiat arwah yang terakhir, dia teruskan juga mencari alamat tempat tinggal mereka. Berkat sokongan isteri yang tersayang dan semangatnya yang berkobar-kobar, dia berjaya menemukan kembali kesemua bekas pelajar 4 Beta tersebut. Pada mulanya, mereka begitu keberatan untuk hadir memandangkan mereka terlalu sibuk dengan tugas dan keluarga masing-masing. Walaubagaimanapun, apabila mengenangkan kembali penat lelah Afiq mencari mereka dan bagi menghormati wasiat arwah, mereka akhirnya bersetuju untuk bertemu.
Kini, tiba sudah masa untuk mereka berpisah. Drama air mata bermula mengalahkan penyingkiran pelajar di Debaran AF8. Sebelum berpisah, mereka sempat menziarahi pusara Azwan. Suasana menjadi pilu seketika. Mereka merasakan kehilangan yang begitu besar. Seorang demi seorang beransur pulang. Afiq berasa lega kerana akhirnya dapat melaksanakan amanah yang diberikan oleh arwah. Semoga rohnya dicucuri rahmat...
AL-FATIHAH
March 19, 2010
Akan Datang...
HIDAYAH FIRDAUS
Firdaus telah diberi kepercayaan oleh Datuk Syuib untuk menerajui Titian Maju Holdings setelah persaraannya nanti, tambahan pula dia bakal menjadi suami kepada anak beliau, Afifah. Namun, Azwan tidak begitu menyenangi kehadiran Firdaus yang akan menggagalkan rancangannya untuk mengambil alih kerusi Datuk selepas membunuhnya. Demi sikap rakusnya itu, dia sanggup melakukan apa sahaja demi mendapatkan apa yang dihajati termasuklah memusnahkan keluarga Datuk Syuib. Dapatkah Firdaus menghalang Titian Maju daripada jatuh ke tangan Azwan?
SUATU KETIKA
Dua beradik, Tengku Zahin Iqbal dan Tengku SyukryHaiqal telah menaruh perasaan terhadap gadis yang sama. Hubungan mereka berdua semakin renggang sehingga menyebabkan Tengku Syukry beralah dan mengundur iri. Namun, di saat kebahagiaan mula mengulit pasangan Tengku Zahin-Asyikin, Tengku Zahin telah menemui ajal dan mewasiatkan agar abangnya pula berkahwin dengan Asyikin. Mampukah Tengku Syukry memberikan kebahagiaan kepada Asyikin sedangkan dia masih tidak dapat melupakan memori indah bersama Tengku Zahin suatu ketika dahulu?
KASIH TERCIPTA
Ckgu Mustapha, seorang duda anak dua telah jatuh hati kepada Azura yang kebetulan seorang janda. Dalam diam, rupa-rupanya, mereka saling menyukai satu sama lain. Namun, kenangan hitam mula menghantui dirinya apabila dua perkahwinannya terdahulu musnah dan menyebabkannya berasa fobia untuk berkahwin lagi. Keadaan menjadi semakin rumit apabila bekas suami Azura ingin kembali kepadanya. Dapatkah mereka meneruskan hubungan mereka? Dapatkah mereka meredah segala halangan yang ada?
AIR MATA ATIRA
Pada mulanya, Atira dan Ariff saling tidak menyukai satu sama lain kerana mereka telah dijodohkan secara paksa oleh keluarga. Lama-kelamaan, mula muncul bibit kemesraan mereka sehingga timbul perasaan cemburu Rahmat, bekas kekasih Atira. Kini, dia ingin mendapatkan kembali Atira daripada Ariff walau dengan apa cara sekalipun. Mampukah Ariff menyelamatkan Atira daripada cengkaman Ahmad?
SYAIR SI PARI-PARI
Henry, seorang model yang terkenal namun diulit kesepian. Tidak pernah seorang gadis pun yang berjaya memikat hatinya sehinggalah dia bertemu dengan Anna, seorang gadis misteri yang pernah menyelamatkan nyawanya. Namun, terdapat satu rahsia yang tidak Handrick ketahui tentang Anna. Siapa sebenarnya Anna?
WIRA DIMENSI
Dreamworld merupakan sebuah negara yang aman damai sehinggalah Ratu Alzheimer yang kejam merampas takhta daripada Ratu Tiara dan memerintah secara kuku besi. Rakyat-rakyat jelata terpaksa meminta bantuan daripada sekumpulan manusia; Syaz, Aman, Azrul dan Vanessa untuk membantu mereka menewaskan ratu yang kejam itu. Berjayakah mereka mengembalikan keamanan Dreamworld?
PERTEMUAN... Episod Terakhir
Kesinambungan daripada kisah 'Pertemuan Ini'. Mereka kni bertemu kembali setelah sepuluh tahun berlalu. Pelbagai kerenah yang mencuit hati dan imbauan kembali memori bakal menyuntik semula nostalgia anda! Namun, ada kejutan yang menanti mereka. Apakah kejutan itu?
AKADEMI
Detik Pilihan Raya Majlis Teringgi MPP semakin hampir! Ketahui segala ragam dan keletah para calon bagi meraih undi dan memastikan kemenangan berpihak kepada mereka. Riuh dan huru-hara dek persaingan sengit antara mereka. Siapakah di antara mereka yang akan terpilih untuk menjadi Pengerusi MPP?
3G!: GAMMA GEMPAK GILER!
Ketahui warna-warni dan suka duka kehidupan di dunia 'Gamma'. Kerenah para pelajarnya yang penuh ragam sentiasa menggamatkan suasana. Kisah penuh fantasi, lawak jenaka, emosi dan banyak lagi menanti anda hanya di sini, di 3G!
BONGKAR!: Fail Sulit 5G
Secara eksklusif, anda akan mengetahui banyak rahsia mengenai pelajar-pelajar 5 Gama. Siapakah mereka? Apakah rahsia mereka? Semuanya bakal terjawab di sini, bersama Azwan Ahli 'membongkar' realiti kehidupan di 5 Gama ini.
Nantikan kemunculannya....
Firdaus telah diberi kepercayaan oleh Datuk Syuib untuk menerajui Titian Maju Holdings setelah persaraannya nanti, tambahan pula dia bakal menjadi suami kepada anak beliau, Afifah. Namun, Azwan tidak begitu menyenangi kehadiran Firdaus yang akan menggagalkan rancangannya untuk mengambil alih kerusi Datuk selepas membunuhnya. Demi sikap rakusnya itu, dia sanggup melakukan apa sahaja demi mendapatkan apa yang dihajati termasuklah memusnahkan keluarga Datuk Syuib. Dapatkah Firdaus menghalang Titian Maju daripada jatuh ke tangan Azwan?
SUATU KETIKA
Dua beradik, Tengku Zahin Iqbal dan Tengku SyukryHaiqal telah menaruh perasaan terhadap gadis yang sama. Hubungan mereka berdua semakin renggang sehingga menyebabkan Tengku Syukry beralah dan mengundur iri. Namun, di saat kebahagiaan mula mengulit pasangan Tengku Zahin-Asyikin, Tengku Zahin telah menemui ajal dan mewasiatkan agar abangnya pula berkahwin dengan Asyikin. Mampukah Tengku Syukry memberikan kebahagiaan kepada Asyikin sedangkan dia masih tidak dapat melupakan memori indah bersama Tengku Zahin suatu ketika dahulu?
KASIH TERCIPTA
Ckgu Mustapha, seorang duda anak dua telah jatuh hati kepada Azura yang kebetulan seorang janda. Dalam diam, rupa-rupanya, mereka saling menyukai satu sama lain. Namun, kenangan hitam mula menghantui dirinya apabila dua perkahwinannya terdahulu musnah dan menyebabkannya berasa fobia untuk berkahwin lagi. Keadaan menjadi semakin rumit apabila bekas suami Azura ingin kembali kepadanya. Dapatkah mereka meneruskan hubungan mereka? Dapatkah mereka meredah segala halangan yang ada?
AIR MATA ATIRA
Pada mulanya, Atira dan Ariff saling tidak menyukai satu sama lain kerana mereka telah dijodohkan secara paksa oleh keluarga. Lama-kelamaan, mula muncul bibit kemesraan mereka sehingga timbul perasaan cemburu Rahmat, bekas kekasih Atira. Kini, dia ingin mendapatkan kembali Atira daripada Ariff walau dengan apa cara sekalipun. Mampukah Ariff menyelamatkan Atira daripada cengkaman Ahmad?
SYAIR SI PARI-PARI
Henry, seorang model yang terkenal namun diulit kesepian. Tidak pernah seorang gadis pun yang berjaya memikat hatinya sehinggalah dia bertemu dengan Anna, seorang gadis misteri yang pernah menyelamatkan nyawanya. Namun, terdapat satu rahsia yang tidak Handrick ketahui tentang Anna. Siapa sebenarnya Anna?
WIRA DIMENSI
Dreamworld merupakan sebuah negara yang aman damai sehinggalah Ratu Alzheimer yang kejam merampas takhta daripada Ratu Tiara dan memerintah secara kuku besi. Rakyat-rakyat jelata terpaksa meminta bantuan daripada sekumpulan manusia; Syaz, Aman, Azrul dan Vanessa untuk membantu mereka menewaskan ratu yang kejam itu. Berjayakah mereka mengembalikan keamanan Dreamworld?
PERTEMUAN... Episod Terakhir
Kesinambungan daripada kisah 'Pertemuan Ini'. Mereka kni bertemu kembali setelah sepuluh tahun berlalu. Pelbagai kerenah yang mencuit hati dan imbauan kembali memori bakal menyuntik semula nostalgia anda! Namun, ada kejutan yang menanti mereka. Apakah kejutan itu?
AKADEMI
Detik Pilihan Raya Majlis Teringgi MPP semakin hampir! Ketahui segala ragam dan keletah para calon bagi meraih undi dan memastikan kemenangan berpihak kepada mereka. Riuh dan huru-hara dek persaingan sengit antara mereka. Siapakah di antara mereka yang akan terpilih untuk menjadi Pengerusi MPP?
3G!: GAMMA GEMPAK GILER!
Ketahui warna-warni dan suka duka kehidupan di dunia 'Gamma'. Kerenah para pelajarnya yang penuh ragam sentiasa menggamatkan suasana. Kisah penuh fantasi, lawak jenaka, emosi dan banyak lagi menanti anda hanya di sini, di 3G!
BONGKAR!: Fail Sulit 5G
Secara eksklusif, anda akan mengetahui banyak rahsia mengenai pelajar-pelajar 5 Gama. Siapakah mereka? Apakah rahsia mereka? Semuanya bakal terjawab di sini, bersama Azwan Ahli 'membongkar' realiti kehidupan di 5 Gama ini.
Nantikan kemunculannya....
Pertemuan Ini
Aku pernah cuba untuk mengintai pintu hatimu
Namun siapa tahu
Tiada lagsung ruang
Tiada langsung peluang
Untukku
Tapi tetap kuusahakan jua
Menerobos jauh ke dalam jiwamu
Ternyata egomu terlalu kukuh
Dinding keangkuhanmu stinggi langit
Tiada ku percaya kau buat ku begini
Terkapai-kapai di lautan hati
Ke sana ke mari tannpa henti
Biar lelah menikam jasad
Biar luka mencengkam hati
Ku tetap setia menanti
Dari hari ke hari
Jawapan yang tidak pasti
Meniti dari bibirmu
Sudah kuduga nasibku begini
Kau terlalu memilah pasangan hati
Mengapa harus begini?
Apa kurangnya ku ini?
Mengapa kau menghampakan aku yang sekian lama menanti?
Ku tahu mengapa
Kau suka permainkan perasaan insan bergelar pria
Kau perbodohkan kami semua
Akhirnya yang tinggal tiada apa
Namun siapa tahu
Tiada lagsung ruang
Tiada langsung peluang
Untukku
Tapi tetap kuusahakan jua
Menerobos jauh ke dalam jiwamu
Ternyata egomu terlalu kukuh
Dinding keangkuhanmu stinggi langit
Tiada ku percaya kau buat ku begini
Terkapai-kapai di lautan hati
Ke sana ke mari tannpa henti
Biar lelah menikam jasad
Biar luka mencengkam hati
Ku tetap setia menanti
Dari hari ke hari
Jawapan yang tidak pasti
Meniti dari bibirmu
Sudah kuduga nasibku begini
Kau terlalu memilah pasangan hati
Mengapa harus begini?
Apa kurangnya ku ini?
Mengapa kau menghampakan aku yang sekian lama menanti?
Ku tahu mengapa
Kau suka permainkan perasaan insan bergelar pria
Kau perbodohkan kami semua
Akhirnya yang tinggal tiada apa
Subscribe to:
Posts (Atom)